Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Semua Indah Pada Waktunya

Diperbarui: 3 Januari 2023   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen: Semua Indah pada Waktunya (gambar: nawpic.dom, diolah pribadi)

"Miss, akhir bulan depan saya resign ya!" sebut saja Mia, Office Girl, rekan kerja sejak awal berdirinya sekolah mengutarakan rencananya untuk mengundurkan diri.

Memang sih, setiap dari kita boleh-boleh saja berhenti kerja atau pindah kerja untuk mendapatkan peningkatan karir yang lebih baik dan pastinya selama memenuhi prosedur HR.

Aku tertegun dan masih penasaran, "Ada apa Mi? kenapa dadakan? mau pindah ke mana? bosan sama saya? de el el. Masih banyak deretan pertanyaan yang kulontarkan. Karena ganti orang baru perlu mengajari dan beradaptasi lagi, pastinya mulai dari nol seperti kalau sedang isi BBM, eeh...

Itu dulu. Justru sekarang ini aku adalah inisiatornya.

Siang itu di bulan April 2016, Usi calon pengganti Mia mengetuk pintu kantorku saat aku berupaya mencari orang yang tepat untuk menempati posisi itu. Sepintas terkesan remeh, cuma OG. Namun, jangan memandang sebelah mata, jabatan esensial buat kami, warga sekolah yang setiap hari harus berurusan dengan orang tua murid. Emak-emak super giat berceloteh bila bersinggungan dengan kepentingan anak mereka.

Pertanyaan yang tercuat di antaranya adalah "Miss, nanti siapa yang akan memandikan dan menukar pakaian anak saya selesai kelas renang? siapa yang akan mengirimkan makan siang anak ke setiap kelas? petugas kebersihan? Aduh, jangan dirangkap ya!" Hussh... yang dimandiin itu anak didik kami usia 2 sampai 6 tahun. Kalau sudah usia SD sih, mandi sendiri.

Lain halnya dengan guru-guru yang sudah mempunyai aktivitas menggunung. "Miss, nanti pasti ada yang membantu kami fotokopi lembar kerja? Menjilid? Memindai dokumen, buku, dan melaminasi? Menyimpan media dan perlengkapan pertunjukkan?" tanya mereka berulang kali.

Usi dengan percaya diri menghampiri meja kerjaku dan duduk di kursi hitam tamu di hadapanku. "Miss, Usi dengar Mia akhir bulan ini mau mengundurkan diri? boleh saya mencoba menggantikannya?"

Aku menatapnya tanpa sepatah kata. Kupandangi dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tubuh mungil yang hanya berkisar 145 cm itu dapat merasakan keraguanku. "Miss, kasih Usi kesempatan! iya sih, saat ini saya cuma bantu di yayasan untuk urusan persiapan merangkai bunga dan tata cara minum teh. Membersihkan ruangan dan merapikan perlengkapan, tapi saya mau belajar."

Kesungguhan hati Usi membuka kesepakatan kami menjajal chemistry bersama. Wawancara berdurasi 45 menit itu diakhir dengan jabatan tangan dan beberapa catatan penting yang menjadi cikal-bakal semua indah pada waktunya. Deal!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline