Kemelekatan pada persepsi merupakan penderitaan. Kita selalu ingin mempertahankan persepsi kita. Salah satu contoh yang sangat sederhana adalah tulisan angka enam. Kita melihat angka tersebut adalah angka 6 di sisi kita. Namun teman yang di sisi lain akan melihat angka tersebut merupakan angka 9.
Kita tidak dapat memaksakan persepsi kita kepada orang lain. Jika terdapat perbedaan persepsi dengan orang lain maka kita harus mendengarkan bagaimana teman kita memandang suatu hal yang berbeda dengan kita. Selanjutnya kita menceritakan hal tersenut sesuai dengan sudut pandang kita.
Suatu hari, seorang yang kaya membawa anaknya untuk berjalan-jalan ke sebuah pedesaan yang nan hijau. Sang ayah bertujuan untuk menunjukkan kepada anaknya bahwa betapa miskinnya seseorang, yang hanya bekerja di ladangnya setiap hari untuk menghidupkan keluarganya yang miskin. Mereka membawa mobil untuk mengelilingi desa yang sebagian besar penduduknya adalah menanam padi. Mereka menikmati pemandangan sawah. Indahnya sawah yang bertingkat dan hijau.
Penduduk bekerja di sawah mereka dengan alat bantu yaitu traktor dan kerbau.
Pada saat siang hari, ayah dan anaknya makan di warung kecil di dekat sawah. Anaknya melihat bahwa penduduk disana makan bersama dengan teman-teman lainnya di tengah sawah. Mereka tampaknya sedang bersenda gurau dan tertawa bahagia.
Hewan peliharaan juga berkeliaran di rumah-rumah pedesaan itu. Desa itu terdapat ayam, bebek, itik, dan angsa yang bebas berkeliaran di rumah dan jalanan. Setiap rumah terlihat ada beberapa anjing yang bermain-main, mereka saling mengejar.
Anaknya melihat penduduk desa main-main di sungai. Tua-muda, anak-anak kecil berenang di sungai. Mereka menangkap ikan di sungai. Dari wajah mereka penuh dengan sukacita.
Pada malamnya, ayah dan anaknya menginap di rumah seorang penduduk yang telah meminta izin sebelum mereka berangkat ke desa. Malam harinya, anaknya melihat bintang-bintang di langit. Terdengar suara katak: "Kwebek, kwebek, kwebek". Suara kambing: "Embek, embek, embek". Suara jangkrik: "Krik, krik, krik".
Pada saat menjelang pagi, terdengar suara burung-burung yang berkicau di pohon-pohon dan ayam berkokok. Setelah sarapan pagi maka mereka pulang ke kota.
Setelah sampai di rumah, ayah bertanya kepada anaknya, "Apakah anda menikmat perjalanan ke desa?"