Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Puisi: Mentari Pagi Tidak Menunggu Lagi

Diperbarui: 21 Oktober 2022   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi: Mentari Pagi Tidak Menunggu Lagi (gambar: visitbali.id, diolah pribadi)

Kesempatan untuk mengenang masa lampau.
pentingkah?
Karena masa lalu sudah lewat.
Saat ini adalah hidup untuk sekarang.
Masa akan datang belum datang.

Momen saat ini adalah momen terindah.
Kondisi apapun tetap spesial.
Saat ini saya sedang apa?
Suka dan duka disadari.

Melamun di malam hari.
Merenungkan matahari terbit seperti kemarin.
Membawa penderitaan yang baru.
Kecewa karena tidak sama dengan kemarin.

Mencabik-cabik kegelapan.
Bergerumuh dengan kekesalan.
Membuat pagi tidak bermakna.
Haruskah terus menerus berkelanjutan.

Bangkitkan semangat...
Perjuangan yang terus menerus.
Pasti akan membawa hasil.
Merangkul Mentari yang bersinar cerah.

Mentari tidak menunggu siapapun.
Pasti bersinar jika kondisi tiba.
Bercahaya dengan terang menyambut pagi.
Tersenyum dan berbisik selamat pagi.

**

Jakarta, 21 Oktober 2022
Penulis: Yuliana, Kompasianer Mettasik

Entreprenueur | Dharmaduta | Author




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline