Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Percakapan Senja bersama Ayah

Diperbarui: 20 Oktober 2022   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percakapan Senja Bersama Ayah (gambar: metta.vn, diolah pribadi)

Percakapan senja hari Angin semilir membelai wajahku. Sementara ayahku menyisiri rambutku dengan penuh kasih. Tiba-tiba ayahku berkata, sampai kapankah dia bisa mengusap-usap rambutku seperti ini?

Kutoleh, kupandangi wajah keriputnya. Sambil tersenyum kukatakan tentu saja bisa selama ayah mau melakukannya. Usapannya terhenti, kulihat pandangan ragu terbias di wajahnya.

Anakku, andaikan ayah meninggal tolong bekalin ayah rumah-rumahan agar ada tempat berteduh dan pakaian supaya ayah tidak kedinginan di alam sana. Aku mengernyit dahi tanda tak siap untuk membicarakannya

Apa yang sedang ayahku bicarakan?
Apakah ayah tahu kehidupan di alam sana?
Mengapa ayah memikirkan hal-hal yang belum pasti?

Aku mencintai ayah, aku takkan membiarkan ayah menderita. Aku tidak akan membekali ayah dengan ritual-ritual yang menimbulkan kemelekatan. Aku ingin ayah bertumimbal lahir di alam yang penuh kebahagiaan. Aku ingin ayah pindah alam dengan tenang, penuh kedamaian karena berbekal Buddha Dhamma

Mari kita menanam kebajikan dengan berdana dan menjaga sila. Aku yakin ayah akan menuai karma baik sehingga terlahir di dalam Brahma Vihara yang penuh dengan bunga-bunga kehidupan, penuh dengan kebahagiaan. Semoga ayah, ibu dan leluhur-leluhurku selalu bahagia.

Semoga semua mahluk berbahagia

**

Jakarta, 20 Oktober 2022
Penulis: Sumana Devi, Kompasianer Mettasik

Hidup Harus Penuh Sati, Setiap Saat Diamati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline