Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Menelusuri Jalan, Meniti Ilusi

Diperbarui: 29 Agustus 2022   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi: Menelusuri Jalan, Meniti Ilusi (gambar: mymodernmet.com, diolah pribadi)

Jalanku semakin sempit
Waktu ku kian pendek
Dimana masa lalu
Kemana yang akan datang
Semua bias, bagai embun pagi
Hilang tersinari Sang Mentari menyingsing

Aku selalu mencari jalan
Aku selalu lupa arah kutuju
Berbalik pada napsu amarah yang kian berkobar
Terbebani pada kemelekatan yang tak juga lepas

Hanya Ego ku yang berkuasa, sadar ku tak berdaya
Terbenam tenggelam pada kala larah apa daya
Masa berlalu, Cuma ku kejar kenikmatan semu
Lupa mencari sejati-ku, walau sejengkal di dalam diri
Berkejar waktu yang terbebani hanya batin dan materi
Menata tempat dan batas waktu, mana yang kupilih

Tetapi aku pun sungguh tiada
Terasa bagai berpijak di tali yang rapuh
Cuma pilihan kembali pada hukum yang abadi
Nyata bukan wujud namun nampak
Yang terwujud cuma fatamorgana, ilusi

**

Jakarta, 29 Agustus 2022
Penulis: Edy Sudirman, Kompasianer Mettasik

Konsultan Keuangan | Aktivis Buddhis | Praktisi Meditasi | Penikmat Literasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline