Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Akibat Meditasi, Kena Tipu pun Tidak Marah

Diperbarui: 14 Agustus 2022   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibat Meditasi, Kena Tipu Pun Tidak Marah (gambar: cfah.org, diolah pribadi)

Berawal dari pikiran yang gelisah menghadapi masa pensiun setelah habiskan waktu 28 tahun bekerja. Bermacam-macam pikiran, pertanyaan berkecamuk, "Apakah bisa hadapi hari tanpa ada kesibukan, bagaimana nanti kalau stres, jenuh?"   

Semua pemikiran tersebut bermain di kepala. Ketika saatnya tiba semua berjalan seperti air mengalir, tenang, walaupun terkadang muncul rasa sepi tetapi itu wajar selama kita masih bernafas. Pemikiran, ide yang dulu saat bekerja tidak bisa saya kerjakan karena kesibukan, bermunculan tanpa saya sadari. Saya mendalami berbagai macam hobi, dance, yoga, dan bermeditasi.  

Berkat seorang sahabat meditasi, terbentuklah kelompok kecil sederhana yang kami namakan "Sahabat Maditasi." Kelompok tersebut berisikan teman masa kecil dan keluarga.

Saya dan teman-teman sangat bersemangat di kelompok Sahabat Meditasi, mendengarkan nara sumber berbagi pengalaman hidup, mendapatkan manfaat yang sangat besar berkat meditasi. Saya melihat, merasakan, dan membuktikan sendiri (Ehipassiko), bagaimana meditasi mampu merubah kehidupan suami dan saya menjadi jauh lebih berkualitas.  

Masih teringat jelas musibah yang menimpa saya, tetapi kesadaran yang muncul berkat latihan meditasi menyelamatkan saya dari musibah yang lebih dalam.      

Baca juga: Sabbe Sankhara Anicca, Selamat Jalan Suamiku                                                     

Suatu malam seseorang mengirimkan pesan, sebutlah Namanya "Bapak A" Ia mau menyewa apartemen saya yang kebetulan kosong. Melalui pembicaraan yang cukup panjang, terbentuklah kesepakatan soal harga dan lainnya.  

Seperti biasanya, sebagai penyewa, si Bapak A ini mengirimkan kartu identitas. Selain itu dia juga bercerita kalau dirinya akan tinggal bersama istri. Melihat kartu identitas serta mendengarkan jika apartemen saya akan ditempati oleh suami istri, membuat hati saya bahagia. Karena hari sudah malam, kami sepakat untuk melanjuti pembicaraan pada esok hari .

Keesokan harinya pembicaraan berlanjut ke arah cara pembayaran dan tanggal masuk. Setelah semua sepakat akhirnya Bapak A membayar uang muka. Saya bingung, mengapa bukti transfer uang mukanya lebih besar dari yang dijanjikan? 

Bapak A menelpon saya seperti tergesa-gesa dan menjelaskan kalau istrinya salah transfer jumlah uangnya. Ia lalu meminta tolong agar uang selisihnya bisa segera ditransfer. Sebabnya ada sesuatu yang urgent, dia mau membayar tiket ke Jakarta dari daerah asalnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline