Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Pembebasan Benar dalam Dhamma

Diperbarui: 10 Agustus 2022   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembebasan Benar Dalam Dhamma (gambar: depositphotos.com, diolah pribadi)

Teman-teman, pasti kita pernah merasakan hal-hal yang membuat diri kita seperti terkurung, terpenjara, mengalami kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan dan tidak memuaskan. Ketika kita merasakan hal tersebut, apakah timbul suatu keinginan untuk keluar dan terbebas dari semua itu?

Di dalam ajaran Buddha, kita mengenal suatu metode ajaran para Buddha. Ajaran ini kita sebut sebagai Anupubbikatha. Yang kalau diartikan adalah ajaran Buddha atau Dhamma secara bertahap atau bertingkat.

Dhamma ini adalah ajaran yang bisa dilatih dan dikembangkan secara bertahap, mulai dari yang biasa dan ringan. Ajaran paling ringan dan mudah dilaksanakan atau dipraktikkan tidak lain adalah berdana atau memberi. Perbuatan ini bisa dipraktikkan siapa saja. Bahkan seorang yang kejam dan sadis juga bisa mempraktikkan hal tersebut tanpa kesulitan.

Ajaran selanjutnya adalah tentang perilaku moralitas. Moralitas di dalam agama Buddha ada banyak jenis dan jumlah untuk para perumah tangga atau umat awam, atthasilani, samanera, samaneri, sayalay dan para Bhikkhu, Bhikkhuni atau Ayya.

Jumlah sila untuk para umat awam lelaki dan perempuan adalah Pancasila Buddhis dan yang lebih tinggi lainnya, lalu mereka para atthasilani bisa menjalankan atthasila atau atthasila ditambah dengan pengembangan cinta kasih universal.

Untuk samanera, samaneri atau sayalay bisa menjalankan 10 sila. Dan para Bhikkhu khususnya mazhab Theravada menjalankan 227 aturan utama dan Bhikkhuni atau Ayya memiliki sebanyak 331 aturan utama. Aturan ini masuk dalam Vinaya Pitaka dan diucapkan kembali di setiap hari Uposatha tertentu sebagai pengucapan Patimokkha.

Ajaran bertahap selanjutnya adalah tujuan dari perbuatan baik yang membawa kelahiran seorang menuju alam surga. Kita tahu bahwa kehidupan surgawi adalah kehidupan yang penuh dengan kenikmatan indra, suka dan bahagia.

Namun masa kehidupan yang panjang di surgawi akan berakhir pula. Kenikmatan-kenikmatan indra yang diperoleh di alam surgawi juga terbatas meskipun jauh melebihi kenikmatan di alam manusia.

Untuk terlahir di alam surgawi, kita bisa melakukan segala macam kebaikan atau kebajikan yang mengarah pada kelahiran surgawi ketika kita masih hidup sebagai manusia.

Keinginan untuk terlahir di alam surgawi adalah wajar-wajar saja. Ini dikarenakan untuk terlahir di alam surgawi, manusia harus memberi atau berdana, memiliki perilaku moralitas, pengendalian diri, merawat orang tua, keluarga membantu dan menolong orang seperti para lansia, orang sakit, kaum papa, cacat dan pengembangan kualitas bermanfaat lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline