Bayu dan Mentari adalah 2 sejoli yang sudah menjalin asmara dari SMA. Mereka saling mendukung dan melengkapi satu sama lain. Selalu belajar bersama. Tak heran jika prestasi akademik Bayu dan Mentari selalu di atas rata-rata.
Bayu selalu mendapatkan beasiswa dari SMA sampai ia lulus kuliah dengan predikat cumlaude di kampusnya. Bayu juga mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 di Jepang selama 2 tahun.
Hubungan Bayu dan Mentari menjadi Long Distance Relationship (LDR). Di malam hari saat bulan menyinari, mereka sama-sama memandangi bulan, membayangkan bulan jadi penyatu keberadaan mereka yang berjarak ribuan mil. Sebenarnya Mentari juga mempunyai prestasi akademik yang baik walau tidak segemilang kekasihnya Bayu.
Begitu lulus S2, Bayu pun langsung diterima bekerja di perusahaan besar. Mentari juga bekerja di perusahaan yang tak kalah besarnya selepas ia lulus S1. Bayu dan Mentari menikah tak lama sepulangnya Bayu dari Jepang.
Kebahagiaan pun semakin bertambah setelah pernikahan mereka, apalagi setahun kemudian mereka dikaruniai anak laki-laki yang lucu. Dua tahun kemudian, lahir anak perempuan yang sangat cantik, mirip dengan Mentari. Bayu meminta mentari untuk berhenti kerja dan fokus mengurus kedua anaknya.
Karir Bayu begitu pesat menanjak. Sekarang Bayu telah menjadi posisi sebagai direktur di kantornya. Tak jarang Bayu pulang kerja tengah malam. Bayu pun jarang berkomunikasi dengan Mentari. Bayu juga merasa sudah tidak nyambung bicara dengan Mentari, apalagi untuk diajak berdiskusi.
Menurut Bayu, pengetahuan Mentari sudah tidak sepadan lagi dengannya. Penampilan Mentari pun tidak seperti rekan kerja wanita di kantornya yang berbusana rapi, berdandan cantik, dan memakai parfum yang wangi, sedangkan Mentari hanya bermake up kalau ada acara di luar rumah dan hanya memakai daster saja.
Mentari sibuk mengurus anak-anaknya hingga anak-anaknya bertumbuh sehat dan cerdas. Tak jarang Bayu memarahi bahkan meneriaki Mentari di hadapan anak-anaknya. Seringkali Mentari ingin menyerah dalam rumah tangganya bersama Bayu.
Mentari rajin mengajak anak-anaknya ke sekolah minggu Buddhis. Hari itu Bayu ikut serta. Sementara anak-anaknya berada di sekolah minggu, Bayu dan Mentari mengikuti kebaktian di Vihara yang bersebelahan dengan sekolah minggu.
Usai kebaktian dilanjutkan ceramah dan pembahasan ceramah hari itu adalah tentang arti memaafkan. Ceramah hari itu begitu sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan Mentari. Penceramah berkata,