Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Konsep "Cuti Citta" dalam Film Seri "Sweet Home"

Diperbarui: 5 Juli 2022   05:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep "Cuti Citta" dalam Film Seri Sweet Home (gambar: minews.id, diolah pribadi)

Ada beberapa alasan bagi saya untuk menyukai film dengan genre monster. Yang pertama tentunya ketegangan yang tersaji. Bagaimana manusia bertindak pada saat dihadapkan dengan situasi antara hidup dan mati.

Yang kedua adalah fantasi. Asal muasal monster yang penuh misteri, keberadaan mereka yang mengancam umat manusia, dan akhirnya bagaimana kemanusiaan memenangi pertempurannya.

Kendati demikian, film monster bukan tanpa cela. Ide yang itu-itu saja (meskipun terkadang variatif) membuat para penggemarnya sudah bisa menduga-duga alur yang akan terjadi. Seperti gigitan zombie yang menular atau mahluk luar angkasa yang ingin menguasai bumi.

Tapi, setelah menonton film seri Netflix Sweet Home, saya langsung terpesona. Idenya benar-benar tidak biasa. Sutradara Lee Eung-book telah mampu menjadikan film monster lebih manusiawi, meskipun darah dan kekerasan banyak ditemukan pada setiap episode.

Mengapa demikian? Itu karena Sweet Home adalah cerita monster yang tidak biasa. Alih-alih berasal dari luar angkasa atau virus zombie, monster pada serial tersebut justru berasal dari sisi gelap manusia.

Mereka yang mati belum tentu menjadi monster, sementara yang hidup bisa saja berubah seketika tanpa adanya peringatan dini.

Dengan kata lain, menjadi monster bukan karena faktor eksternal. Penyebabnya berasal dari dalam. Dari hasrat tergelap diri manusia. Nah, di sinilah yang paling menarik. Penonton bisa mengkorelasikan monster dengan sifat manusia.

Seperti seorang ibu yang memiliki kemelekatan yang kuat dengan bayinya. Ia berubah menjadi monster hamil. Adapula seorang lelaki botak yang tidak mau melepaskan rambut palsunya. Ia kemudian berubah menjadi monster berambut lebat dan panjang. Lalu ada seorang anak yang selalu berkeinginan menjadi pahlawan. Alih-alih menjadi monster, ia justru berubah menjadi "super hero."

Sejenak aku terhenyak. Mencoba membayangkan diriku jika berada dalam situasi tersebut. Monster apakah aku akan menjadi setelah aku mati nanti? Saya sudah bisa menduga-duga, tapi biarlah itu menjadi rahasia terdalamku.

Menjadi monster tentu hanyalah khayalan. Dalam beberapa literasi, manusia juga bisa berubah wujud menjadi makhluk halus. Itu setelah mati. Tapi, tidak ada yang bisa menduganya, karena kehidupan setelah kematian adalah hal yang penuh misteri.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline