Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Alam Menari, Menatap Kepergian Sang Kekasih

Diperbarui: 13 Juni 2022   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alam Menari, Menatap Kepergian Sang Kekasih (gambar: society6.com, diolah pribadi)

Tetesan Hujan membasahi bumi
Gemeresik mengusik mimpi malam hari
Pagi muram berselimut sepi
Gerimis kecil melukiskan perihnya hati
Seolah tangisan Ibu Pertiwi yang tiada henti

Kuintip relung dalam nurani
Disana ada sepotong hati luka tersakiti
Menggelepar dalam perih nan hakiki
Seakan takkan ada lagi
hangatnya sinar mentari
Terkukung oleh ego yang terpatri

Indahnya pelangi tak ternikmati
Karena terlalu cepat pergi
Seharusnya dukkhapun dapat terlenyapi, terusir pergi
tidak disimpan bagikan mustika abadi terbawa mati

Senyapnya batin yang letih
Menata kehidupan tertatih
Detak jantungpun merintih
Menatap kosong kepergian sang kekasih

**

Jakarta, 13 Juni 2022
Penulis: Sumana Devi untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik, sumana devi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline