Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Ternyata Tidak Cukup Hanya Semangat untuk Mewujudkan Asa

Diperbarui: 3 Juni 2022   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata Tidak Cukup Hanya Semangat untuk Mewujudkan Asa (scgshow.com, diolah pribadi)

Terlahir dari keluarga besar dengan sebelas bersaudara, tentu membutuhkan sebuah perjuangan yang ekstra. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah terbiasa bekerja membantu orangtua.

Rutinitas mulai dari bangun pagi, sekolah, hingga menjelang malam hari. Kegiatan sehari-hari harus diatur dengan baik, karena selain mempunyai peternakan ayam yang jumlahnya ribuan ekor, ada binatang peliharaan lainnya yang memerlukan perhatian lebih.

Istilah kerennya bagaimana manajemen waktu dan operasional dikelola dengan baik. Almarhum papa saya, seorang pedagang di pasar yang tentu saja harus berangkat pagi-pagi dan pulang malam hari. Otomatis untuk urusan yang terjadi di rumah, menjadi urusan mama dan anak-anaknya.

Memang bukan perkara mudah untuk urusan ini, apalagi dengan banyak orang di dalam rumah. Selisih pendapat, sedikit mengarah keributan itu merupakan hal biasa, namun pada akhirnya tetap damai karena bersaudara.

Tamat dari sekolah menengah atas, merupakan tantangan yang cukup berat. Sebagai anak kedelapan, di belakang saya masih ada empat orang adik yang memerlukan dukungan lebih.

Untuk pendaftaran dan ujian masuk perguruan tinggi harus mengurus sendiri. Mencari informasi dan termasuk memutuskan jurusan mana yang akan diambil. Memang berat, namun demi mewujudkan mimpi, harus melalui semua hal tersebut.

Lolos dari ujian saringan masuk, masih belum selesai urusan. Uang tabungan hanya cukup untuk kebutuhan empat semester. Diskusi dengan kakak, menemukan solusi dan ada peluang. Salah satu perusahaan tekstil di Jakarta membutuhkan tenaga akuntansi.

Lagi-lagi, butuh perjuangan ekstra keras. Lulus dari sekolah menengah atas jurusan IPA, harus mengikuti tes masuk kerja untuk tenaga akuntansi. Tidak pantang menyerah, dengan batas waktu yang sempit harus belajar dan bagaimana menghadapi tes masuk kerja. Ada perjuangan ada hasil, memperoleh pekerjaan tepat pada hari pertama kuliah.

Kuliah sambil bekerja, merupakan hal yang cukup berat. Harus mampu mengatur irama kerja, belajar, pengaturan uang untuk sehari-hari, pembayaran kuliah dan membayar untuk indekos. Menjalani hidup dengan ketat dan hati-hati dalam pengeluaran.

Kondisi demikian menjadikan tekad saya semakin kuat. Tantangan masa depan akan semakin berat, setelah lulus kuliah harus melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. Bagi saya, hal ini merupakan cita-cita yang terlampau muluk. Untuk sehari-hari saja perlu berjuang sekuat tenaga agar dapat menjalani kehidupan dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline