"Loh kok? Kan emak emak manusia juga. Apa salahnya gelisah? Boleh dong..." Ups! Tahan dulu komennya.
Tentu saja gelisah adalah emosi yang sangat wajar muncul jika ada situasi tertentu yang tidak sesuai dengan harapan kita. Muncul berita varian anak Omicron, emak gelisah.
Apalagi ditambah isu dimulainya sekolah tatap muka, emak makin gelisah. Minyak goreng harganya amboy, diikuti bumbu dapur dan teman temannya, emak super gelisah. Kulkas dapur tiba-tiba bunyinya mirip motor tetangga, emak hampir gila.
Terus kalau gelisah, biasanya di hati muncul rasa tidak nyaman. Seperti ada lebah mengelepar di dalam dada, bikin emak duduk gak enak, berdiri pun salah.
Kalau sudah begini, hal-hal kecil mampu menimbulkan reaksi yang cukup dasyat. Ceceran biskuit si kecil di lantai, mampu membuat mata emak mendadak lebar lima mili tanpa operasi plastik. Apalagi tumpahan susu di meja, pasti disambut dengan teriakan ala penyanyi sopran.
Mungkin emak mikir. "Lah, kan cuma bentak, bukan pukul, bukan cubit, apalagi banting."
Tapi tahukah para emak, efek bentakan tidak cuma sebatas polusi suara ditelinga si kecil. Lise Eliot,PhD, seorang Profesor Neuroscience dari Chicago mengeluarkan teori bahwa bentakan atau suara yang keras pada anak akan merusak bahkan mematikan sel otak anak.
"Dalam jumlah yang tidak sedikit. Satu bentakan bisa mencapai lebih dari satu milyar sel otak anak." Ini yang dikatakan oleh Lise Ellot,
Bayangkan kalau kita membentak anak berkali-kali dalam sehari, dan dilakukan 7 hari dalam seminggu.
Sia-sialah investasi yang emak lakukan membeli susu mahal dengan cap tinggi, kandungan DHA untuk kecerdasan otak si kecil. Bermilyar-milyar sel otak mereka mati.