Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Menyingkap Kebenaran dari Mispersepsi Hipnosis

Diperbarui: 11 Maret 2022   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyingkap Kebenaran dari Mispersepsi Hipnosis (diolah pribadi, sumber: neurolism.web.id)

Masih banyak masyarakat awam yang memiliki pemahaman yang salah akan hipnotis (baca: hipnosis). Umumnya hipnosis diasosiasikan dengan hal buruk terutama yang berkaitan dengan penipuan dan kejahatan.

Padahal, hipnosis adalah bagian dari ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, hipnosis dapat dijelaskan secara ilmiah.

Sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya yang dapat dipelajari secara formal maupun non formal, hipnosis dapat dipelajari oleh setiap orang yang berminat. Tentu saja terampil atau tidaknya seseorang setelah belajar hipnosis akan tergantung kepada beberapa faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan seseorang setelah belajar hipnosis di antaranya, bakat yang dimiliki orang tersebut, kemampuan guru yang mengajarkan, pemahaman yang diperoleh setelah belajar, serta kuantitas dan kualitas praktik yang dilakukan setelah belajar.

Hipnosis sudah cukup banyak digunakan untuk menyelesaikan trauma (trauma healing). Hal ini misalnya dilakukan kepada orang-orang yang pernah mengalami kejadian buruk, misalnya bencana alam, pelecehan, dan lain-lain.

Hipnosis juga sudah banyak digunakan untuk membantu menyelesaikan penyakit fisik. Entah hipnosis digunakan sebagai metode pengobatan tersendiri atau berbarengan dengan metode pengobatan medis untuk menyembuhkan pasien berpenyakit fisik.

Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa sekitar 75% dari semua penyakit fisik yang diderita banyak orang, sebenarnya bersumber dari masalah pikiran (psikis).

Pengobatan medis sudah sangat maju. Tetapi penyakit yang disebabkan oleh pikiran (yang kemudian bisa memicu sakit fisik), belum mendapat porsi penanganan sebesar penyakit fisik murni.

Banyak juga orang yang walaupun fisiknya sehat dan tidak kurang suatu apapun, tenyata pikirannya tidak sehat alias sakit atau bermasalah.

 Ciri-cirinya antara lain, sering merasa cemas dan takut tanpa sebab, kurang pede, mudah marah, atau emosi, merasa kosong, merasa tidak berarti, merasa sendiri dan nelangsa walaupun banyak teman, merasa hidup ini berat seperti ada yang membebani di dalam diri, dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline