Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Sabbe Sankhara Anicca, Selamat Jalan Suamiku

Diperbarui: 22 Februari 2022   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabbe Sankhara Anicca, Selamat Jalan Suamiku (diolah pribadi, gambar crosswalk.com)

Saya dan suami adalah pencinta olah raga. Sebutkan saja, yoga, renang dan jogging. Boleh dibilang hampir rutin.

Kami berdua juga suka travelling, terutama di dalam negeri. Bersyukur kami beberapa kali singgah ke Bromo, menyaksikan Blue Fire-nya Indonesia, Pulau Maratua. Juga beberapa tempat yang menjadi incaran wisatawan manca negara.

Di luar negeri, kami pernah melakukan perjalanan ziarah ke India. Impian kami berdua sejak muda. Itu adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Waktu pensiun sudah dekat, tinggal beberapa tahun lagi. Rencananya berkeliling Indonesia bersama-sama. Tentu sangat menyenangkan.

Akan tetapi, rencana hanya tinggal rencana. Kenyataan yang berbeda harus kami hadapi.

Tepatnya pada November 2014. Saat itu suami saya menemukan kemunculan tiga buah benjolan tepat di bawah lehernya. Satu seperti bola kelereng, dua lagi sebesar kacang.

Awalnya khwatir, tapi kemudian menghibur diri sendiri, suami saya tidak bergejala selama ini. Membuang jauh semua kekhwatiran, tapi tetap perlu untuk diperiksakan ke dokter.

Setelah melakukan tes biopsi, saatnya bertemu dokter. Senyuman ceria terhenti ketika melihat wajah serius dokter. Ketegangan dan kegelisahan mulai kami rasakan.

Badan kami lalu bergetar keras, dunia serasa runtuh ketika dokter mulai berbicara. Suamiku divonis kanker paru-paru stadium akhir. Sudah menjalar ke beberapa organ tubuh, dan beberapa titik tulang belakang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline