Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

White Ocean Strategy: Berdamai dengan Cara Kerja Hukum Alam

Diperbarui: 26 Januari 2022   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

White Ocean Strategy: Berdamai dengan Cara Kerja Hukum Alam (unsplash.com)

Ketika saya membaca banyaknya peristiwa-peristiwa alam yang merenggut korban jiwa, saya teringat dengan pelajaran hukum alam yang pernah saya peroleh di waktu lalu.

Bahwa alam bekerja tidak sendiri, namun saling bergantungan dengan banyak kondisi. Ketika seseorang bisa maju dalam usahanya, dalam karirnya, dalam kesehatannya, dalam pertemanannya, ada kondisi-kondisi sebelum ini yang membentuk (pre-condition) dan kondisi-kondisi yang sedang berlangsung yang mendukung pencapaiannya.

Contoh: seseorang yang memiliki kemampuan mengingat yang luar biasa, dari awal lahir otak nya terbentuk dengan sehat, namun tidak berhenti disitu saja. Dia dididik dengan baik untuk menjaga makanan yang dimakan, tidak mengkonsumsi zat-zat yang melemahkan kesadaran, melatih diri meditasi untuk meningkatkan konsentrasi dan perhatian.

Di sisi lain kita juga bisa menemui orang yang punya daya ingat luar biasa juga, namun minum alkohol, merokok dan makan makanan junk food. Bisa saja ini terjadi, karena dia terlahir dengan kondisi kekebalan tubuh yang lebih baik sehingga mampu menahan racun-racun yang masuk ke tubuhnya.

Namun perlu dipahami bahwa tubuh kita bukanlah entitas yang konstan. Setiap detik sel-sel di dalam tubuh kita mati dan lahir kembali.

Ketika lahir kita memerlukan energi dan bahan-bahan yang berkualitas agar sel-sel baru yang terbentuk tetap bermutu. Karena sebagus apa pun zat-zat dalam tubuh, suatu saat akan lapuk juga dan perlu diganti.

Oleh karena itu ada upaya yang harus kita lakukan untuk terus mendapatkan energi buat tubuh kita. Keberlangsungan hidup sel-sel dalam tubuh kita pun tergantung pada asupan yang baik melalui daya-upaya kita setiap hari.

Ibarat sesendok garam yang masuk ke segelas air, maka air di gelas tersebut terasa asin. Namun jika sesendok yang sama masuk ke dalam kolam air, maka tidak terasa asinnya.

Sama seperti ketika zat-zat buruk masuk ke dalam tubuh kita, ketika di dalam tubuh begitu banyak zat baik, zat buruk tersebut tidak begitu terasa dampaknya.

Nah, setiap orang memiliki jumlah zat baik yang berbeda-beda, dan zat-zat baik ini bisa berkurang seiring waktu. Sehingga perlu terus memberi asupan baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline