Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Hujan yang Dibenci, Hujan yang Dirindukan

Diperbarui: 18 Januari 2022   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan yang Dibenci, Hujan yang Dirindukan(unsplash.com)

Awal tahun biasanya musim penghujan. Di beberapa daerah, termasuk daerah tempat tinggal saya Jakarta Utara, sudah menjadi runtinitas, kalau hujan akan banyak genangan, kalau lebih lama akan banjir.

Kalau hujan berhari-hari, banjir akan lebih lama lagi. Apalagi pada sekitar bulan purnama. Dimana air pasang laut naik, sehingga air tidak dapat mengalir ke laut, maka banjir akan betah di darat.

Saat-saat demikian, hujan dibenci. Walau dibenci, hujan tidak peduli, ia tetap saja akan turun, meski tidak diharapkan.

**

Kalau bulan Juli, Agustus sampai September, tentu saja hujan ditunggu-tunggu. Bulan-bulan itu adalah bulan dimana matahari lebih sering terlihat, sehingga udara menjadi panas, berdebu, kualitas udara tidaklah baik.

Kadang walau dirindukan, hujan tetap saja tidak datang, bahkan setitik pun tidak.

**

Hujan pada musim banjir sama dengan hujan pada musim kemarau, air yang turun dari langit. Hujan terjadi sesuai hukum alam.

Hujan dibenci, hujan dirindukan adalah sama, air yang turun dari langit.Hujan dibenci bukan karena berbeda dengan hujan yang dirindukan, tetapi karena hujan tidak sesuai dengan keinginan.

Hujan dibenci karena, saat itu ingin hujan tidak turun, tetapi hujan turun. Hujan dibenci karena tidak sesuai keinginan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline