Kata demi kata mengalir indah, lugas dan menawan
Dua bola paradoks tertampak jelas
Baik buruk terus dipertentangkan
Sampai kapan perahu ini ditinggalkan
Karena dhamma tak sebatas fatamorgana lautan pikiran
**
Indah nian rumah kaca di depan
Seinci goresan disepuh dengan permata
Lelah tak bertepi mengayuh dalam samudera ketidakkekalan
Saatnya layar tak mampu lagi menahan