Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Cerpen: Maya yang Mencari, Syukur yang Selalu Pergi

Diperbarui: 12 Desember 2021   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maya yang Mencari, Syukur yang selalu Pergi (freepik.com)

Kalau dihitung, semua jari tangan akan terangkat saat Maya berpikir sudah berapa tahun ia mencari Syukur. Bagi Maya, Syukur adalah sosok ideal yang mampu mengisi kekosongan hati. Keberadaan Syukur di dekatnya akan membuat hidupnya lebih baik.

Namun, Syukur terlalu sibuk untuk Maya. Ia sulit dicari, datang dan pergi seenak hati.

Maya mencari ke berbagai tempat. Bertanya kepada setiap orang yang ia sempat. Dimanakah gerangan Syukur? Maya mencoba mengikuti arahan temannya, namun semuanya masih terasa kabur.

Maya telah mempraktekkan beragam tips dan trik, hingga sulap jenaka pun dilirik. Tetap saja, tidak ada Syukur di sana. Maya menerjang badai, melawan abai, mengasah andai. Namun, tetap saja, Syukur tidak ada di sini.

Puluhan purnama terlewati, rasa bingung, lelah, dan putus asa tidak terkira. Maya akhirnya menyerah, berpasrah.

Hingga pada suatu hari yang cerah, tidak ada angin dan hujan, Syukur tiba-tiba datang! Maya terkejut. Seribu kata tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Sejuta asa yang telah lama hilang, kini kembali terngiang.

Terusik dengan rasa penasaran bagaimana Syukur menemukan dirinya, Maya bertanya

"Aku sudah lama mencarimu, Syukur. Setelah aku tidak lagi mengharapkanmu, kenapa engkau tiba-tiba datang?"

Dengan sorot matanya yang bening, Syukur menatap Maya.

"Akhir-akhir ini, kamu telah mengundangku, Maya." Syukur menjawab dengan tenang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline