Lihat ke Halaman Asli

Teknologi Informasi sebagai Sistem & Paradoks Produktivitas (2) : Pengukuran Paradoks Produktivitas dengan Evaluasi Investasi Proyek Teknologi Informasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para ekonom mendefinisikan produktivitas dengan mudah, yaitu jumlah output dibagi dengan jumlah input. Besaran output dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang dihasilkan dengan nilai rata-rata dari produk tersebut. Sementara besaran input didapatkan dari jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan seluruh output tersebut. Di dalam dunia teknologi informasi (TI), rumusan sederhana ini belum tentu secara nyata memperlihatkan terjadinya kenaikan atau penurunan produktivitas seperti yang umumnya dipergunakan pada aktivitas lain seperti proses manufaktur atau produksi. Hal ini disebabkan karena perbedaan dan beragamnya asumsi terhadap variabel input dan output yang digunakan.

Penelitian empiris menunjukkan bahwa kegagalan dalam implementasi TI sebenarnya terjadi karena kesalahan dalam pengelolaan TI itu sendiri dan tidak adanya ukuran yang jelas bagaimana mengukur kesuksesan implementasi TI. Kegagalan dalam TI umumnya terjadi karena proses perencanaan dan analisis masalah yang salah sehingga hasil pengembangan TI kedalam perusahaan menjadi tidak berhasil. Faktor kepemimpinan juga memainkan peranan yang amat penting. Keterlibatan dan partisipasi manajemen puncak akan sangat menentukan kesuksesan implementasi TI. Dari sisi pengukuran kesuksesan, TI tidak hanya diukur dari perspektif keuangan, namun juga harus diukur dari persepektif non keuangan lainnya seperti kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, akurasi proses bisnis, dsb. Pengukuran kesuksesan TI yang hanya diukur dari perspektif keuangan tidak tepat, karena dua variabel ini tidak selalu berhubungan secara langsung.

Ragam Teknik Evaluasi Investasi Proyek Teknologi Informasi

Semenjak komputer dan TI memegang peranan penting di dalam dunia bisnis, banyak sekali literatur yang membahas bagaimana caranya menjustifikasi kelayakan investasi untuk membangun dan mengembangankan teknologi tersebut. Berikut adalah beberapa teknik evaluasi investasi TI yang cukup banyak dikenal dan telah dipergunakan secara luas di kalangan praktisi bisnis:

1.Cost Benefit Analysis:pendekatan yang mencoba untuk menentukan atau menghitung nilai dari setiap elemen TI yang memiliki kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh (King et al, 1978). Pada cost-benefit ini, elemen yang tidak memiliki value yang jelas dicoba untuk dicari nilai padanannya (dalam mata uang) dengan menggunakan berbagai teknik penilaian.

2.Information Economics:teknik cost-benefit yang diperluas. Information Economics ini bertujuan untuk menghubungkan aspek kuantitatif dan kualitatif dari manfaat teknologi informasi, isu tangible dan intangible, hal-hal yang penuh ketidakpastian baik secara strategis maupun operasional, terutama yang berkaitan dengan resiko yang dihadapi.

3.Return On Investment (ROI): sejumlah teknik pendekatan formal (Radcliffe, 1982). Contoh dari ROI adalah payback method dimana dicoba dihitung durasi waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah dialokasikan. Tetapi banyak perusahaan menggunakan ROI untuk menghitung nilai atau manfaat investasi yang akan diperoleh di masa depan dan memproyeksikan besaran nilai tersebut pada saat investasi dilakukan. Metode yang paling banyak dipakai adalah Internal Rate of Return (IRR) yang biasanya digunakan bersama Net Present Value (NPV). Sebuah proyek teknologi informasi yang diusulkan untuk dibiayai terlebih dahulu dihitung IRR-nya. Jika nilai IRR lebih besar dari hurdle rate of return yang telah disepakati perusahaan, maka proposal tersebut disetujui. Sebaliknya jika nilai IRR berada di bawah ambang tersebut, proyek teknologi informasi yang diusulkan biasanya ditolak oleh manajemen untuk dibiayai.

4.Multi Objective Multi Criteria Methods (MOMC):merupakansalah satu variasi dari Cost Benefit Analysis yang cukup banyak dipergunakan. Metode ini berkembang karena pada kenyataannya bahwa di dalam sebuah perusahaan terdapat sejumlah stakeholders yang masing-masing memiliki pandangan berbeda mengenai value dari biaya maupun manfaat dari sejumlah aspek atau elemen TI. Setiap proyek TI pasti memiliki objektif yang ingin dicapai, dan tidak jarang ditemui terdapat lebih dari satu objektif karena setiap stakeholder sebagai pengambil keputusan memiliki pandangan yang berbeda terhadap objektif tersebut, maka masing-masing pihak berhak untuk melakukan pembobotan terhadap objektif yang ada misalnya dilihat dari sisi prioritas atau dampak signifikan dari investadi yang akan dilakukan. Setelah itu barulah value yang telah disetarakan dengan biaya maupun manfaat yang ada dikalikan dengan masing-masing bobot tersebut untuk memperoleh hasil akhir.

5.Boundary Values: salah satu cara heuristik yang cukup banyak dipakai karena kemudahan dan kesederhanaannya (Martin, 1989). Prinsip yang dipergunakan adalah komparasi antara rasio perusahaan dengan rasio rata-rata industri yang diperoleh dengan cara menghitung biaya total yang harus dikeluarkan untuk investasi teknologi informasi dibandingkan dengan sebuah ukuran agregrat tertentu, seperti total pendapatan (revenue) atau total pengeluaran operasional.

6.Return On Management (ROM): terkait dengan penghitungan nilai manfaat terkait dengan terjadinya perubahan kenaikan tingkat produktivitas manajemen (Strassman, 1985). Yang bertujuan untuk melihat dampak implementasi sebuah sistem baru terhadap nilai tambah di kalangan manajemen perusahaan. ROM didefiniksikan sebagai hasil perhitungan dari total pendapatan perusahaan dikurangi dengan seluruh biaya dan nilai tambah dari masing0masing sumber daya termasuk modal, kecuali biaya manajemen dan hal terkait dengan manajemen.

Kesimpulan

Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi menuntut perusahaan untuk berinvestasi pada TI untuk mendukung kegiatan proses bisnisnya. Manfaat dari utilisasi TI bersifat tangible dan intangible. Dimana manfaat tangible adalah yang secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan sedangkan manfaat intangible adalah manfaat positif yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan TI, namun tidak secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. TI pada perusahaan bukanlah sekedar sebagai pendukung (support) bisnis mereka, tetapi sudah menjadi bagian yang diharuskan karena teknologi informasi sangat penting dalam menjalankan bisnis perusahaan. Jadi, perusahaan harus menganalisa dan menghitung biaya investasinya terhadap TI.

Referensi

King, J. and Schrems, E. (1978). Cost Benefit Analysis in IS Development and Operation. Computing Surveys, March, 19-34.

Martin, R. (1989). The Utilisation and Efficiency of IS: a Comparative Analysis. Oxford : Oxford Institute of Information Management, Templeton College

Radcliffe, R. (1982). Investment: Concepts, Analysis, Strategy. Scott Foreman, Glenview, Illinois.

Strassman, P. (1985). Information Payoff: The Transformation of Work in the Electronic Age. New York : The Free Press.

Matakuliah  : Sistem Teknologi Informasi

Dosen           : Sony Warsono, PhD., MAFIS, Akuntan

Topik           : Teknologi Informasi sebagai Sistem dan Paradoks Produktivitas

Kelompok      : Group Bit (Citra Dewi Mariana, Elly Widyastuti, Fika Puspita Sutra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline