Lihat ke Halaman Asli

Griya Wibs

Pejuang Kehidupan

Bekerja dari Rumah untuk Ibu, Hadiahkah?

Diperbarui: 9 Oktober 2020   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pandemi Corona Virus Deaseas-19 (Covid-19) membuat banyak kantor mengharuskan pegawainya untuk bekerja di rumah. Melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan di kantor menjadi di rumah, merupakan tantangan baru bagi pekerja. Tidak terkecuali bagi Ibu bekerja, tantangan yang dihadapi tidak hanya dari sisi pekerjaan kantor, tapi juga pekerjaan yang ada di rumah.

Untuk saya, bisa bekerja dari rumah merupakan suatu hadiah tersendiri yang dapat disyukuri. Pergi pagi tanpa sempat memandikan bocah dan menungguinya sarapan, lalu pulang sampai rumah setelah maghrib, tidak perlu saya lakukan setiap hari saat ini. 

Pandemik membuat saya hanya perlu ke kantor di saat ada urgensi pekerjaan yang mengharuskan pengurusan dokumen fisik atau sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dengan begitu kebersamaan dengan bocah menjadi lebih lama daripada aktivitas sehari-hari pada masa normal. Awalnya dapat dilalui dengan baik karena masih berpikir ini sementara. Jadi, masih semangat menangani anak, pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor sekaligus. 

Semakin lama, semangat pun mulai luntur. Ibu bekerja yang terbiasa melakukan pekerjaan di luar rumah sepanjang hari dan fokus pada pekerjaannya saja, mulai merasa kewalahan. Pada saat yang bersamaan emosi harus diatur antara menghadapi anak dan menghadapi pekerjaan dengan tekanan yang semakin besar.

Hadiah yang begitu istimewa ini, membawa pula hal baru yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Ya, Ibu bekerja dari rumah perlu menata jadwal yang telah berjalan selama ini. 

Ada beberapa tips yang mungkin bisa kita lakukan untuk menerima hadiah besar ini, yaitu:

1. Mengakui bahwa kita bukan superwoman

Sama seperti filosofi Ibu bekerja di luar rumah yang sering meninggalkan anak di rumah. Penerimaan terhadap diri sendiri bahwa kita bukan Superwoman adalah hal yang penting dilakukan. Tidak perlu menjadi sempurna untuk menangani 2 (dua) peran sekaligus, tapi cukup berusaha menjadi versi terbaik kita.

2. Atur strategi

Strategi menghadapi kebiasaan baru ini perlu kita susun, agar pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah dapat dipenuhi. Misalkan, mengatur jadwal pagi, siang dan sore dan segala kemungkinan yang terjadi. Ada baiknya dicatat agar tidak lupa.

3. Berdiskusi dengan anak dan orang di rumah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline