Lihat ke Halaman Asli

A.S. Adam

Jurnalis

Kebudayaan Tidak Pasti

Diperbarui: 1 Oktober 2024   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kita mengaku berbudaya tinggi
tetapi, diberangus
setiap kali pergantian
pemerintahan yang baru

anggaran kebudayaan
hanya basa-basi pelestarian
padahal disunat
lalu, masuk kantong pribadi

kita melulu berbangga diri
merasa inferior
seakan-akan
tidak ada budaya terbaik
di dunia selain Indonesia
tapi, mengapa dananya minim?

jangan paksa orang lain
menjaga kebudayaan
dengan uang pribadinya
mereka punya keluarga
anak dan istri
juga butuh makan
mustahil dijejali jathilan
atau hasil kerajinan
yang selalu merugi

ketika renda-renda kesenian
bagian dari pelestarian kebudayaan
bermunculan di mana-mana
hingga pelosok desa
berduyun-duyun pula pemburu uang
berpura-pura peduli

apa yang kalian cari?
kami hanyalah pejuang keluarga
yang dilarang lapar dan miskin
kekayaan telah dirampas
oleh kaum dari penguasa mengatasnamakan kebudayaan

mana buktinya
kantong-kantong kebudayaan
dan kesenian dipermudah
anggarannya
tidak nampak bukan?

bagaimana cara memastikan
kebudayaan adalah suatu hal
yang dapat berjalan
secara jangka panjang?
bukan sekadar program
yang dipotong dan diubah
setiap kali pemerintahan
berganti

bagaimana pula
memastikan transmisi
dari generasi yang lebih tua?
apa solusinya?

tanpa kebudayaan
kita bukan siapa-siapa.

Jogja, 1 Oktober 2024

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline