Lihat ke Halaman Asli

Grescia Eka Putri

Mahasiswa S1 Biologi

Tangis Orang Utan, Tangis Indonesia

Diperbarui: 30 Desember 2021   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/11/15/hore-tiga-orang-utan-akan-dilepasliarkan-ke-habitatnya

Sumber Gambar : goodnewsfromindonesia.id

Orang utan merupakan primata yang sangat familiar di Indonesia. Satwa khas nusantara ini tentu sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Apalagi dulu Orang utan pernah menjadi ikon pada uang kertas pecahan 500 rupiah emisi tahun 1992. Akan tetapi, apakah kalian tahu bahwa Orang utan kini tengah dalam status dilindungi dan terancam punah?
Terdapat 3 spesies Orang utan yang ada di Indonesia yaitu Orang utan Kalimantan (Pongo pygmeaus), Orang utan Sumatera (Pongo abelii) dan Orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) ketiganya terdaftar berstatus Kritis [Critically Endangered/CR] menurut Daftar Merah mamalia International Union for Conservation and Nature (IUCN) dan terdaftar dalam Apendiks I oleh CITES.
Penyebab utama Orang utan ini mengalami kepunahan adalah ulah tangan manusia. Selama awal 2000-an, habitat Orang utan menurun dengan cepat karena penebangan dan kebakaran hutan, serta fragmentasi jalan. Faktor utama lainnya adalah konversi kawasan hutan tropis yang luas menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai tanggapan atas permintaan internasional.
Perburuan juga merupakan masalah utama, seperti halnya perdagangan hewan peliharaan ilegal. Orangutan mungkin dibunuh untuk perdagangan daging dan tulangnya secara diam-diam diperdagangkan di toko-toko suvenir di beberapa kota di Kalimantan Indonesia. Konflik antara penduduk lokal dan orangutan juga menjadi ancaman.
Ditambah lagi dengan adanya pembangunan infrastruktur untuk ibu kota Indonesia yang akan dipindahkan ke Kalimantan timur, secara tidak langsung ancaman untuk Orang utan kalimantan pun bertambah. Orang utan yang kehilangan rumah seringkali menyerbu areal pertanian dan akhirnya dibunuh oleh penduduk desa. Penduduk setempat mungkin juga membunuh Orang utan untuk dimakan dan alasan lainnya bisa saja karena takut dan membela diri.
Induk Orang utan dibunuh agar bayinya dapat dijual sebagai hewan peliharaan, dan banyak dari bayi tersebut mati tanpa bantuan dari induknya. Karena seperti yang kita tau Orang utan merupakan mamalia yang menyusui. Angka reproduksi Orang utan juga sangat rendah. Seekor bayi Orang utan akan dilahirkan oleh induknya setiap 3-5 tahun sekali, sehingga ketika terjadi penurunan populasi, orang utan akan sangat sulit untuk pulih. Sejak 2012, pihak berwenang Indonesia, dengan bantuan Pusat Informasi Orang utan, menyita 114 Orang utan, 39 di antaranya merupakan hewan peliharaan.
Mari bersama kita bergegas untuk meningkatkan kesadaran kita terhadap ancaman kepunahan Orang utan ini, sebelum generasi kita selanjutnya hanya dapat menemukan satwa ini dari foto-foto yang ada di social media saja ataupun dari cerita - cerita saja. Mulai dengan memilih cara yang bersahabat untuk membuka lahan baik untuk satwa-satwa maupun untuk kepentingan bersama. Jika kerusakan habitat ini terus terjadi maka tidaklah suatu hal yang tidak mungkin bahwa kita akan menemukan satwa ini dalam status punah total.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline