Lihat ke Halaman Asli

Minority Complex, Memahami Pernyataan Ahok dari Sisi Psikologi Minoritas

Diperbarui: 8 November 2016   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tadi malam saya mencoba untuk mendengarkan lagi video lengkap ahok di kepulauan seribu yang berdurasi 47 menit 15 detik dan sudah ditonton lebih dari 6,4 juta orang. 

jadi konteksnya ahok sedang cerita tentang program yang hendak ia tawarkan kepada masyarakat di sana untuk membangkitkan ekonomi di kepulauan yang masuk wilayah DKI tersebut... 

program ahok sangat bagus.. ia ingin menyediakan kapal bertarif murah sehingga hasil pertanian dan laut masyarakat kepulauan seribu bisa mudah dibawa ke jakarta... ahok juga mengajak kepada masyarakat di sana untuk bekerja keras dan ia hanya mau bantu menyediakan dana pemerintah apabila masyarakat di sana serius serta sungguh-sungguh bekerja... salah satu program unggulan yang disampaikan ahok adalah program tambak... nanti akan dikasih dana bantuan dari APBD dan pembagian keuntungannya adalah 90% untuk masyarakat dan 10% untuk pemerintah DKI... 

nah, poin penting ketika ahok masuk ke surat al maidah 51 adalah waktu ahok ingin meyakinan masyarakat kepulauan seribu bahwa program yang ia tawarkan ini bisa segera dieksekusi dan tak ada sangkut pautnya dengan apakah masyarakat kepulauan seribu mau pilih ahok di pilkada DKI februari 2017....  apabila masyarakat kepulauan seribu setuju, maka program ia bisa segera direalisasikan dan tidak ada yang menghambat karena masa jabatan ahok masih sampai pertengahan 2017 alias sampai ada serah terima jabatan dengan gubernur terpilih yang baru (jika ahok kalah)...

sebagai orang yang beretnis china dan non muslim, ahok sangat paham dengan posisinya sebagai minoritas... sebagai politisi yang sudah berpengalaman - pernah jadi anggota dpr dan bupati - ahok tentu sangat menguasai medan perpolitikan di dunia, apalagi yang terkait dengan bagaimana caranya untuk menarik simpati pemilih muslim... termasuk juga, ahok tentu sudah hafal betul sisi-sisi teologis keislaman yang akan bisa menghambat langkahnya untuk meraih kemenangan... sehingga ahok sampai hafal dengan surat dan ayat dalam alqur'an yang biasa dijadikan senjata untuk lawan-lawan politiknya untuk menghadang... yang mungkin bagi sebagian umat islam tidak pernah tahu tentang keberadaan surat al maidah 51 yang berisi larangan untuk memilih pemimpin non muslim ini....

memang secara eksplisit ahok tidak menyebutkan siapa-siapa saja yang menggunakan al maidah 51 ini untuk mempengaruhi rakyat dalam setiap momen-momen perhelatan politik... sehingga akhirnya memang ketersinggungan yang muncul akan bersifat subjektif dan tergantung bagaimana penerimaan masing-masing orang... tentu saja juga berkaitan erat dengan bagaimana pernyataan ahok tersebut diolah dan digelindingkan oleh media baik itu media mainstream ataupun media sosial.... tidak heran kemudian respon dari ulama, masyarakat awam dan intelektual muslim pun berbeda-beda... ada yang merasa tersinggung dan ada yang merasa tidak ada masalah apa-apa...

dalam gelar perkara yang akan dilakukan oleh POLRI saat ini saya melihat ada sisi kekuatan ahok untuk berargumen di depan penyidik... yg menjadi penguat ahok adalah ia menyampaikannya dalam bentuk suasana bercanda dan nada marahnya memang tidak kelihatan... 

saya melihat masalah utamanya akan lebih banyak kepada MOTIF... apabila ahok berkata bahwa ia tidak punya niat jahat untuk merendahkan alquran, rasanya memang agak susah untuk membawa kasus ini naik ke pengadilan... 

secara ilmiah untuk mengungkap maksud dan pola perilaku serta pilihan kata-kata seseorang dibutuhkan keahlian psikolog... karena saya melihat analisa linguistik TIDAK begitu membantu... apalagi ahok orang memang bertipe ceplas-ceplos dan mengungkapkan isi hatinya apa adanya... 

guna kehadiran psikolog ini adalah untuk menganalisa gestur dan mimik ahok ketika menyebut al maidah 51... secara sekilas memang ketika melihat video lengkapnya terlihat tidak terjadi apa2.... apalagi audiensnya juga ketawa-ketawa dan tidak mempermasalahkan ucapan ahok.... Oleh karena itu diperlukan analisa psikologis untuk kasus ini untuk mengungkap MOTIF AHOK kenapa harus mengeluarkan statemen "pakai surat al maidah"...

sekarang kita masuk kepada pertanyaan kenapa sekian ratus ribu atau juta (terserah percaya pada versi yang mana) bisa turun ke jalan pada 4 november kemarin... saya pribadi melihatnya, aksi massa yang sangat massif kemarin dan bisa dikatakan yang terbesar dalam sejarah indonesia di era reformasi adalah bentuk akumulasi kemarahan dari sekian banyak statemen, sikap dan kebijakan ahok selama ia menjadi penguasa di DKI.... persoalannya bukan karena agama atau etnisitas ahok.. karena orang indonesia sebenarnya tidak mempermasalahkan itu dan sudah terbiasa hidup dalam kemajemukan... 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline