Lihat ke Halaman Asli

Greg Satria

TERVERIFIKASI

FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://gregsatria31.blogspot.com/

Pemain Timnas Berlabuh di Klub Milik Orang Indonesia, Bakal Untung atau Buntung?

Diperbarui: 18 September 2024   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen Ragnar Oratmangoen saat menandatangani kontrak bersama FCV Dender. Sumber : bolasport.com

Pada jendela transfer pemain, hingga sampai ke bulan September, ada beberapa pemain Timnas Indonesia yang berlabuh di klub baru. Tercatat, ada tiga pemain akhirnya memilih untuk bermain di klub milik orang Indonesia, yakni Marselino Ferdinan, Ragnar Oratmangoen, dan Rafael Struick. Kira-kira mereka bakal untung atau buntung nih?

Pertanyaan bertolak belakang tersebut tentu mengemuka sebagai sebuah refleks dari pendukung Timnas Indonesia. Sebab penilaian terhadap pemain Timnas yang pindah ke klub luar negeri milik orang Indonesia selalu bermakna ganda. Pertama, ia memang berkualitas. Kedua, ia merupakan pemain titipan.

Marselino Ferdinan yang kontraknya habis di KMSK Deinze, memutuskan untuk berlabuh di Oxford United. Klub Divisi Championship Inggris tersebut merupakan milik dari Ketum PSSI Erick Thohir bersama Anindya Bakrie.

Sementara "Wak Haji" Ragnar Oratmangeon, memutuskan untuk tidak lanjut bersama FC Groningen di Eredivisie, lalu hijrah ke FCV Dender. Perlu diketahui bahwa klub Belgia yang sekarang menempati peringkat 6 klasemen sementara, merupakan milik pengusaha Sihar Sitorus.

Paling akhir, ada Rafael Struick yang cukup mengejutkan meninggalkan Ado den Hag untuk berlabuh di klub Australia Brisbane Roar. Kehadirannya di klub milik Bakrie Grup ini melanjutkan sejarah beberapa pemain Indonesia yang pernah bermain di sana, antara lain Sergio van Dijk dan Yandi Sofyan.

Selain ketiga pemain tersebut, ada satu kepindahan lagi yang nyaris terjadi. Usai memastikan berlabuh di Almere City, Thom Haye membut sebuah pengakuan, bahwa sebenarnya Como yang dimiliki Grup Djarum, sudah menghubunginya sejak musim dingin lalu. Namun klubnya kala itu Heerenveen enggan melepas "Sang Profesor" di musim dingin.

Jadilah Como mencari pengganti lainnya, dan pada bursa transfer musim panas ini mereka menggunakan slot pemain non-EU untuk mengikat pemain nasional Irak, Ali Jasim.

Melihat pergerakan transfer di atas, tentu ada beberapa pendapat yang layak menjadi pro dan kontra. Terutama, Timnas Indonesia sendiri sedang dalam langkah bagus memulai dua laga awal babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Buktikan Nyinyiran "Pemain Titipan", dengan Jumlah Caps Tim Utama

Istilah "pemain titipan" bukan hal yang tabu lagi di sepak bola. Dari kategori usia dini hingga jenjang profesional, selalu saja ada kasus lobi untuk memasukkan pemain ke dalam sebuah klub. Namun jika hanya berbicara liga profesional, terutama di Eropa dan Australia, keputusan memainkan siapapun pemainnya menjadi wewenang penuh sang pelatih.

Mungkin ada sebuah klausul khusus, yang menginginkan si pemain berhak dimainkan di sejumlah pertandingan. Namun hal tersebut tidak serta merta membuat mereka istimewa. Sebab, performa saat latihan dan pertandingan akan dievaluasi betul oleh sang manajer, yang empunya target utama keberhasilan tim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline