Lihat ke Halaman Asli

Greg Satria

TERVERIFIKASI

FOOTBALL ENTHUSIAST

Prediksi Juventus vs PSV dan Young Boys vs Aston Villa, Potensi Sepakbola Pragmatis

Diperbarui: 17 September 2024   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi duel Federico Gatti dan Luuk de Jong di duel Juventus vs PSV, Selasa (17/9/24). Sumber : www.sportingnews.com

Musim baru dengan format baru, Champions League 2024/2025 akan dimulai pada Selasa (17/9/2024) malam WIB. Dua laga perdana mempertandingkan Juventus menjamu juara Eredivisie, PSV Eindhoven, serta wakil Swiss Young Boys melawan Aston Villa. Dengan format kompetisi, potensi sepakbola pragmatis akan mengemuka!

Pasalnya, tidak semua tim akan bertanding satu lawan satu. Penjadwalan sudah diundi oleh UEFA, dengan masing-masing klub akan melawan masing-masing dua klub di Pot 1, 2, 3, dan 4. Jadi satu klub akan menjalani 8 laga dari total 36 tim yang berpartisipasi. So, bagi tim non-unggulan, bermain pragmatis bisa jadi solusinya.

Delapan tim teratas akan berhak lolos langsung ke babak 16 besar. Sementara 16 tim lain di bawahnya (peringkat 9 sampai 24) akan melangsungkan play-off untuk menentukan delapan tim berikutnya. Hasil seri atau satu poin melawan tim unggulan, akan sangat berharga untuk kelolosan tim-tim selain tier 1.

Real Madrid, Manchester City, Liverpool, Arsenal, Inter Milan, PSG, Barcelona, dan Bayern Munchen sangat diunggulkan sebagai delapan tim teratas. Maka tim-tim lain akan adu sengit dengan selisih poin yang bakalan tipis, hingga memperhitungkan selisih gol untuk mengincar peringkat 9-24. 

Termasuk 4 tim di dua laga nanti, yang akan menjalankan kick-off nya pada pukul 23.45 malam WIB.

Trofi Liga Champions 2024/2025, yang finalnya akan dliangsungkan di Stade de France, Paris. Sumber : Getty Image via www.espn.co.uk

Juventus vs PSV, Unggulan Tanpa Pengalaman

Memandang nama besar Juventus, tentu akan mudah memasukkan mereka sebagai unggulan di laga ini. Tapi kenyataannya, mayoritas pemain Bianconeri malah minim pengalaman di Champions League. Musim lalu, mereka absen di kompetisi ini, serta banyak pemainnya merupakan wajah baru di sepak bola Eropa.

Thiago Motta, sang allenatore yang dianggap akan bisa membawa kesuksesan dengan wajah baru Juventus, juga tanpa pengalaman melatih di ajang terbesar klub Eropa ini. Ia hanya pernah mencicipi laga UCL sebagai pemain di Barcelona, PSG, dan tentu sebagai salah satu peraih treble winner 2009/2010 bagi Inter Milan. 

Musim perdananya melatih Juventus dilalui dengan cukup apik, terutamanya lini pertahanan. Di Serie A, dua laga perdana melawan Como dan Verona mereka libas 3-0. Namun, di dua laga terakhir, Juventus hanya bermain tanpa gol melawan AS Roma serta Empoli.

Ini menjadi sebuah penanda, bahwa tidak mudah Thiago Motta yang mengusung sepakbola kreatif, masuk ke DNA tim pragmatis seperti Juventus. Menjami PSV Eindhoven di Juventus Stadium, menjadi sebuah pembuktiannya.

Sang lawan yang dilatih Peter Bosz, merupakan juara bertahan Eredivisie musim lalu, sekaligus kontestan yang bisa lolos ke babak 16 besar Champions League 23/24. Di fase grup UCL musim lalu, mereka berada di belakang Arsenal. Sayangnya, kekalahan dengan agregat 1-3 melawan finalis Borussia Dortmund menghadang langkah Rood-witten.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline