Sebagai negara pemilik liga terbesar di dunia dalam dua dekade terakhir, tentu Inggris selalu menjadi favorit di setiap hajatan sepakbola antar negara. Tag line "Football is coming home" selalu menyeruak kala The Three Lions jajaki fase knockout setiap turnamen.
Hasilnya apa? Hanya satu trofi Piala Dunia 1965-1966 yang menghiasi etalase Stadion Wembley!
Kini pada gelaran EURO 2024 Jerman yang tinggal menghitung hari, finalis EURO 2020 lalu ini tentu layak dijadikan sebagai kandidat kampiun. Skuad yang diisi banyak bintang di pelbagai posisi menjadi jaminan sebuah mesin pembunuh berlabel "Michelin" atau mewah. Masalahnya, sang pelatih Gareth Southgate dicap hanya sekelas "Kaki Lima".
Southgate tentu akan membalas cibiran banyak pihak tersebut dengan capaian kala ditunjuk sejak September 2016 tangani Harry Kane dkk. Semifinalis Piala Dunia 2018 Rusia, Finalis EURO 2020 di kandang sendiri, serta perempatfinalis Piala Dunia 2022 Qatar adalah deretan CV-nya menukangi Timnas Inggris.
Masalahnya, hasil tersebut tidaklah sepadan dengan kualitas pemain yang dimiliki negeri Raja Charles III ini! Harry Kane, Marcus Rashford, Declan Rice, Harry Maguire, Raheem Sterling, Luke Shaw dan Trent Alexander-Arnold adalah punggawa tim sejak awal kepemimpinan Gareth Southgate.
Di EURO 2024 ini, ia juga mendapat tambahan sosok Jude Bellingham yang mencapai prime-nya, serta beberapa pemain muda yang tampil konsisten di level klub seperti Phil Foden, Cole Palmer, Anthony Gordon, Connor Gallagher, Eberechi Eze serta Bukayo Saka.
Selain Timnas Prancis, mungkin negara lain ngiler melihat melimpahnya stok pemain Inggris di hajatan sepakbola terbesar Eropa ini.
Seberapa besar peluang mereka di EURO 2024? Serta bagaimana pelatih yang dicap "kaki lima" ini bisa menyulap timnya jadi kontender juara? Mari kita bahas.
Kontroversi Seputar Penentuan Daftar Pemain EURO 2024
Sebenarnya kritik tajam mengenai kegagalan mengelola talenta terbaik Inggris tidak bisa serta-merta dialamatkan kepada Gareth Southgate seorang. Kita bisa flashback dua puluh tahun lalu, saat Inggris mempunyai pemain kaliber John Terry, Sol Campbell, Rio Ferdinand, Ashley Cole, Garry Neville, David Beckham, Paul Scholes, Steven Gerrard, Frank Lampard serta Wayne Rooney.
Pelatih seperti Sven-Goran Eriksson, Steve McClaren, Fabio Capello serta Roy Hodgson juga gagal mempersembahkan trofi bagi The Three Lions. Dua hal yang mengemuka atas kegagalan tersebut, adalah kutukan "Football is coming home" serta adanya kompetisi yang terlalu ekstrem diantara pemain-pemain bintang tersebut!