Memainkan laga di Anfield untuk leg pertama Perempatfinal UEFA Europa League (UEL), Liverpool harus menanggung malu dilibas Atalanta dengan skor telak 0-3. Malam terburuk bagi tim asuhan Jurgen Klopp musim ini, mengingat sebelumnya mereka tidak pernah kalah di kandang. Meremehkan kompetisi UEL? Atau memang The Reds sudah burn-out?
Bertanding pada Jumat (12/4/2024) dini hari WIB, bintang kemenangan La Dea adalah striker Timnas Italia Gianluca Scamacca. Scamacca mencetak dua gol pada menit 38' dan 60'. Aksinya pada menit 83' dalam memporakporandakan pertahanan Liverpool membuat Mario Pasalic bisa cetak gol ketiga bagi skuad asuhan Gian Piero Gasperini.
Hasil ini membuat perjuangan Liverpool mengejar treble akan terasa berat pada sisa musim. Minggu lalu mereka baru saja dikudeta Arsenal dari puncak klasemen Premier League usai berimbang dengan Manchester United.
Mau lolos ke semifinal UEL, The Reds harus bisa membalikkan defisit tiga gol ini di Bergamo, pada leg kedua yang digelar Jumat (19/4/2024) depan.
Mohamed Salah cs sebenarnya masih menguasai jalannya laga dengan penguasaan bola mencapai 71%, serta jumlah tembakan yang lebih banyak dibandingkan Atalanta (19:11). Namun mereka mengalami drop performa di semua lini.
Pertahanan kocar-kacir membuat Caoimhin Kelleher harus menerima 7 shoot on goal sepanjang laga. Di lain pihak, lini serang Liverpool tidak cukup efektif degan hanya hasilkan 5 tembakan ke gawang dari 19 usaha mereka.
Para penggemar The Reds tentu bertanya-tanya apa yang terjadi pada tim kesayangannya. Begitu pula dari pihak para lawan tentu akan menganalisa laga ini untuk mencari titik lemah The Reds. Mari kita bahas.
Sikap Selow Jurgen Klopp dan Fokus yang Terbagi
Dalam konferensi pers sebelum laga semalam, Jurgen Klopp memberikan statement yang menarik seputar persiapannya menghadapi Atalanta. Ia yang pernah berjumpa La Dea di UEFA Champions League (UCL) musim 2020/2021 mengatakan bahwa tim besutan Gasperini tidak mengalami perubahan gaya permainan.
"Atalanta tricky, kami pernah melawan mereka [sebelumnya]. Sekarang saya tidak menonton mereka sebanyak 500 kali sejak itu, tetapi masih dengan manajer yang sama, saya cukup yakin strukturnya serupa - yang berarti tidak nyaman untuk dilawan, sangat terorganisir dengan baik," ujar Klopp dikutip dari situs Liverpool dikutip dari detiksports.