Sebagai seorang fans, tentu kita sah-sah saja berharap hingga detik terakhir akan adanya sebuah keajaiban. Perjuangan yang dirasa paling berat sekalipun, mungkin bisa menjadi berbalik dengan plot twist di akhir segmen, dengan harapan terjadinya happy ending.
Itulah yang coba diyakinkan Eric Ten Hag pada fans MU dalam konferensi pers sebelum laga Manchester United melawan Bayern. Ketika ditanya tentang bagaimana situasi klub seandainya gagal lolos ke fase gugur, Ten Hag menjawab:
"Saya tidak tahu. Yang saya tahu adalah saya tidak pernah berpikir dalam skenario negatif. Saya hanya berpikir positif. Kami tahu apa yang harus kami lakukan, kami harus menang agar bisa bertahan di Eropa, jadi ini semua tentang itu. Jadi saya akan mempersiapkan tim dengan perasaan itu, dengan keyakinan bahwa kami bisa melakukannya. Saya pikir kami telah menunjukkannya dalam beberapa minggu terakhir, ketika kami berada dalam kondisi terbaik, kami bisa melakukannya."
Lalu bagaimana fakta sebelum pertandingan?
Manchester United berada di juru kunci Grup A dengan 4 poin. Melupakan Bayern Munchen yang sudah pasti menjadi juara grup dengan 13 poin dalam 5 matchday, berarti persaingan hanya menyisakan 1 tempat di fase knockout untuk FC Copenhagen (5 poin), Galatasaray (5 Poin) dan United sendiri. Jadi, kalau mau lolos Manchester United harus menang melawan Bayern Munchen, sambil berharap Copenhagen dan Galatasaray berbagi hasil imbang. Nasib mereka tidak di tangan sendiri, tetapi tergantung hasil laga di Denmark.
Performa tim yang coba ditunjukkan secara tersirat oleh Ten Hag dalam sesi pra-pertadingan adalah kemenangan 3-0 di Goodison Park atas Everton, dan 2-1 atas Chelsea di Old Trafford. Lalu apa kabar hasil 3-3 di Istanbul? Kekalahan 0-1 atas Newcastle? Atau yang terbaru, pembantaian 0-3 oleh Dominik Solanke dkk. di Old Trafford Sabtu (9/12) lalu? Sepertinya Eric Ten Hag mencoba mengajak fans melupakannya.
Mundur kembali ketika 31 Agustus lalu seusai drawing penentuan Grup Liga Champions. Manchester United diprediksikan akan lolos dengan peringkat kedua di bawah Bayern Munchen. Galatasaray dijagokan turun ke Europa League, sementara FC Copenhagen akan menjadi juru kunci. Jadwal grup juga sudah berpihak kepada Setan Merah. Mereka bertemu lawan terberat, Bayern Munchen, di awal dan akhir Matchday. Plus, pertemuan dengan FC Copenhagen tersedia di Matchday 3 dan 4, berarti ada kesempatan mendulang 6 poin langsung dari tim yang digadang akan jadi lumbung gol.
Faktanya, kekalahan yang sudah diprediksi dengan skor 3-4 saat menyambangi Allianz Arena di laga pembuka. Matchday kedua diwarnai berbagai blunder sehingga kalah 2-3 lawan Galatasaray di Old Trafford. Nol poin di dua laga sudah menunjukkan ada yang tidak beres di skuad Ten Hag ini. Meski demikian, matchday 3 dan 4 akan jadi titik balik seandainya mereka mampu sapu bersih FC Copenhagen.
Jauh panggang daripada api, The Red Devils malah berbagi satu kemenangan dengan wakil Denmark, yang membuat mereka harus puas koleksi 3 poin dalam 4 laga. Bendera putih sudah siap dikibarkan, karena dua laga tersisa adalah away ke Istanbul dan laga pamungkas melawan Bayern Munchen.
Jadi, bagaimana bisa Eric Ten Hag tetap berpikir skenario positif sebelum laga melawan Bayern Munchen dihelat?