Lihat ke Halaman Asli

Teks Tanggapan "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris"

Diperbarui: 19 Mei 2023   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Artikel berjudul "Merindukan Pemimpin Humoris" karya Pak Ari Indarto membahas kerinduan terhadap pemimpin yang memiliki sifat humoris seperti Gus Dur, serta bagaimana Gus Dur menggunakan humor sebagai bentuk kritik dan sindiran yang ringan kepada pihak-pihak tertentu. Bagian paling menarik dan penting menurut saya terletak di awal artikel, yang mengungkapkan bahwa humor bukan hanya hiburan semata. Setiap kata dalam cerita lucu memiliki tujuan, yaitu menghindari provokasi dan celaan, sambil menyajikan cerita yang berarti dan seru.

Pandangan baru ini membuat saya menyadari bahwa humor dapat digunakan sebagai sarana sindiran tanpa memprovokasi atau mencela, dan bahwa setiap kata dalam cerita lucu memiliki makna tersirat yang harus diperhatikan dengan teliti oleh audiens. Hal ini sejalan dengan pendekatan yang dilakukan Gus Dur, yang menggunakan humor dalam pemerintahannya untuk mengkritik dengan ringan tanpa memprovokasi pihak tertentu. 

Berbicara mengenai teks anekdot, sebenarnya apa itu teks anekdot? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot adalah sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Sedangkan menurut buku  Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan, oleh Taufiqur Rahman teks anekdot adalah sejenis teks yang sering mengangkat topik terkait politik, lingkungan, sosial, layanan umum, dan kebiasaan banyak orang. Menurut saya, teks anekdot adalah sebuah cerita pendek yang dibuat berdasarkan dunia nyata yang bersifat humoris dan memiliki makna atau kritikan tersirat yang ditujukan pada pihak-pihak tertentu.

Berdasarkan definisi yang ditulis oleh penulis, teks anekdot adalah sebuah cerita pendek yang dibuat berdasarkan dunia nyata yang bersifat humoris dan memiliki makna atau kritikan tersirat yang ditujukan pada pihak-pihak tertentu. Dimana unsur-unsur seperti berdasarkan dunia nyata, sifat humoris, dan makna atau kritikan tersirat ditunjukan di beberapa teks anekdot. Salah satu teks anekdot tersebut berjudul "Kursi" yang ditulis oleh Millah Af'idah dan Silvia Sri Asmarani.

Teks Anekdot "Kursi" Oleh:  Millah Af'idah dan Silvia Sri Asmarani.

Di suatu siang, ada dua bocah yang sedang bercanda di bawah pohon rindang, Bagus dan Anton. 

Bagus: "Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?" 

Anton: " Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur Saat tidur, orang, kan, lupa." 

Bagus: "Hahahaha, lucu, tapi jawabanmu salah." 

Anton: "Hmm, kursi apa dong?" 

Bagus: "Jawabannya adalah kursi jabatan!" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline