Lihat ke Halaman Asli

Dr. Gregory Budiman. M.Biomed

Dokter dan Pengamat Kebijakan Bidang Kesehatan

Kasus Covid-19 Menurun, karena PPKM atau Herd Immunity?

Diperbarui: 2 November 2021   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Suara.com/olah teks pribadi

Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung hampir dua tahun lamanya sejak Maret 2020. Upaya mitigasi oleh pemerintah telah banyak dilakukan. Pada awalnya wacana lockdown diserukan oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) untuk melindungi dan menghentikan sesegera mungkin kasus Covid-19. Namun, lockdown terlalu berat bagi bangsa ini karena konsekwensi lockdown adalah masyarakat tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari terutama dalam mencari nafkah dan negara juga akan bangkrut bila harus memberikan tunjangan kepada penduduk Indonesia yang begitu banyak.  

Akhirnya kebijakan yang lebih ringan diberlakukan mulai awal April 2020 dengan sebutan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kebijakan PSBB ini sempat menutup secara total mall-mall, bioskop, restoran, kegiatan ibadah, kegiatan olah-raga bersama, tempat hiburan, tempat wisata,  salon, moda transportasi, dan lain-lain. Akibat terhentinya aktifitas secara besar-besaran ini maka kondisi perekonomian bangsa Indonesia kembali terancam. 

Oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yang lebih fleksibel yaitu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) pada awal tahun 2021. Kebjikan PPKM ini lebih bersifat lokal dan tingkat pembatasannya disesuaikan dengan kondisi daerah tersebut. Diharapkan dengan kebijakan PPKM yang lebih fleksibel ini laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat kembali naik. Artikel ini akan membahas apakah PPKM memang dapat menekan angka kasus covid-19 secara bermakna.

Gelombang Covid-19 di Indonesia

Di Indonesia terjadi lonjakan kasus yang cukup besar yaitu gelombang pertama pada Januari 2021 dengan angka tertinggi 14.500 kasus perhari dan  gelombang kedua pada Juli 2021 dengan angka tertinggi 44.700 kasus perhari. Lonjakan kasus gelombang kedua di akhir Juni hingga Juli membuat semua pihak kewalahan. Faskes dan Rumah Sakit tidak sanggup menampung banyaknya kasus Covid-19 di Indonesia. 

Banyak korban jiwa karena tidak mendapatkan pertolongan dengan segera. Kita dapat melihat pemandangan dimana-mana IGD penuh, kamar di Rumah Sakit tidak mencukupi, puskesmas, klinik, dan tempat isolasi terpadu juga kewalahan dalam menangani jumlah kasus Covid-19 yang begitu banyak. Dan dari fakta lapangan yang saya cermati, banyak sekali kasus suspek Covid-19 yang tidak dilaporkan dan tidak dicatat. Sebagai praktisi kesehatan, saya memperkirakan data kasus baru Covid-19 pada gelombang kedua yang tercatat hanya sebagian kecil dari angka kasus baru yang sesungguhnya (fenomena gunung es).

Apakah Indonesia Sudah Terbentuk Herd Immunity?

Herd immunity atau kekebalan komunal adalah kekebalan yang timbul terhadap infeksi vektor penyakit oleh karena sebagian besar penduduk sudah memiliki antibodi (kekebalan) yang terbentuk baik secara alami maupun dengan vaksinasi. Apabila sebuah populasi telah terbentuk kekebalan (herd immunity) maka virus tidak lagi memiliki tempat (host) untuk berkembang biak sehingga angka kasus baru akan turun drastis mendekati nol.

Di Indonesia, dampak gelombang kedua pada bulan Juli 2021 telah mengakibatkan terbentuknya herd immunity. Grafik angka kasus baru menunjukkan penurunan yang drastis mendekati nol setelah bulan Agustus 2021. Dari sini saya berasumsi bahwa  penduduk Indonesia yang sudah terinfeksi Covid-19 bisa mencapai 50% lebih disertai juga dengan cakupan vaksinasi yang jumlahnya besar. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya herd immunity.

Perbandingan Grafik Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Malaysia, dan Singapura

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline