Dunia desain terus berkembang pesat dalam kreativitas dan inovasi. Para desainer sendiri tentu berlomba-lomba untuk merepresentasikan dirinya sebagai pribadi yang baik dan layak untuk dipilih baik sebagai pekerja lepas maupun vendor studio dengan menunjukkan portfolio terbaiknya.
Namun selain kualitas-kualitas tersebut, dalam praktiknya, perilaku profesional juga merupakan hal yang sama pentingnya dengan portfolio. Entah kita seorang pekerja lepas atau pemilik studio yang melakukan proses bisnis, mematuhi kode etik yang kuat akan membangun kepercayaan klien, menumbuhkan lingkungan industri yang positif, dan memastikan pekerjaan kita pada akhirnya memiliki dampak positif kepada klien.
Menurut medium.com, para desainer sendiri dalam dunia profesi maupun bisnis memiliki etika menyertai setiap proses desainnya dimana seorang desainer perlu selalu menjaga ego mereka, untuk tahu kapan mereka harus diam dan mendengarkan, sadar akan bias pribadi yang dimiliki dan terbuka untuk diperiksa.
Oleh karenanya, seorang desainer dalam sepanjang kariernya akan terus selalu berusaha untuk belajar dimana ini berarti berani menghadapi apa yang tidak diketahui. Posisi ini lekat dengan semangat enterpreneurship atau kewirausahaan.
Secara internasional sendiri, terdapat berbagai publikasi tentang kode etik dasar desainer seperti yang dikeluarkan oleh American Institute of Graphic Arts, International Council of Designs, Chartered Society of Designers, hingga The Bureau of European Design Association.
Beragam kode etik tersebut memiliki banyak hal terkait tanggung jawab pribadi, profesi, hingga sosial. Namun terdapat benang merah yang dapat ditarik dari beberapa kode etik tersebut yang dapat berguna bagi desainer yang terlibat pada sebuah proyek kreatif. Adapun prinsip-prinsip yang dapat dipetik dari berbagai publikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kerahasiaan sebagai Kunci Utama
Secara mendasar, hubungan seorang desainer dengan klien dibangun atas dasar asas kepercayaan. Hal ini termasuk menjaga semua informasi klien, mulai dari strategi bisnis dan rencana pemasaran hingga detail sensitif lainnya yang dipelajari selama proyek berlangsung.
Adalah sebuah hal yang tidak etis apabila terdapat pembeberan seluruh detail sensitif yang dimiliki oleh pribadi atau perusahaan klien terlebih jika terdapat pencatutan itu sebagai bagian portfolio desain.