Di tengah lanskap pemasaran yang sangat sengit di dunia online saat ini, adanya pemasaran lewat influencer seringkali memegang kendali tertinggi. Namun bagi usaha kecil (UKM), biaya tinggi yang terkait dengan kehadiran seorang mega-influencer mungkin terasa di luar jangkauan untuk dapat dipergunakan jasanya. Dalam hal ini, seorang pebisnis dapat memilih peran micro-influencer – bintang media sosial dengan audiens yang lebih kecil namun tetap memiliki engagement yang tinggi, yang cocok untuk target pemasaran kita. Namun dengan banyaknya micro-influencer di luar sana, bagaimana kita dapat menemukan sosok yang tepat untuk brand kita?
Satu kunci utama tentu terletak pada pemahaman tujuan dan target audiens kita. Dalam hal tujuan, kita perlu berpikir "apa yang ingin kita capai dengan pemasaran kita? Adanya kesadaran brand? Peningkatan penjualan? Setelah kita mengetahui hal ini, kita dapat mengidentifikasi ceruk (niche) tempat influencer ideal yang kita dapat target. Dalam hal ini, kita dapat mencari micro-influencer yang audiensnya selaras dengan target demografis kita dan yang kontennya sesuai dengan nilai dari brand kita.
Secara mendasar, terdapat beberapa pemetaan langkah-langkah yang bisa kita lakukan:
1. Memanfaatkan Jaringan Kita yang Ada
Pertama-tama, mulailah dengan melihat pengikut serta pencarian media sosial kita saat ini. Kita bisa menimbang, apakah ada orang dengan pengikut relevan dalam kisaran 1.000 hingga 10.000 yang sudah terlibat dengan brand kita? Orang-orang semacam ini adalah mereka yang dapat menjadi pendukung dari brand kita dengan bukti berupa telah adanya kepercayaan yang kuat di antara audiens mereka. Filtering semacam ini akan dapat memudahkan kita menemukan calon-calon influencer brand kita.
2. Melakukan Perburuan Lewat Hashtag
Salah satu kekhasan dari platform media sosial adalah munculnya sistem hashtag. Dalam rangka pencarian wakil influencer brand kita, kita dapat menggunakan hashtag yang relevan untuk menemukan micro-influencer yang membuat konten sesuai niche produk kita. Semisal kita memiliki produk berupa snack, kita bisa melihat pada pencarian hashtag mana saja influencer yang spesifik akan berkutat pada snack.
Untuk mengukur kelayakannya, kita bisa melihat keterlibatan pada postingan-postingan yang dibuat tentang bagaimana pengikutnya menyukai, berkomentar, dan berbagi untuk mengukur penerimaan audiens mereka. Ini akan menghindarkan kita dari influencer yang hanya sekedar membangun pengikut tanpa ada interaksi khusus.
3. Konten adalah yang Utama