Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Aditya

TERVERIFIKASI

Brand Agency Owner

Ketika Sistem Cashless Tidak Bersahabat dengan Uang Terakhir di Dompet

Diperbarui: 17 Januari 2024   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penggunaan cashless untuk pembayaran. Sumber: Shutterstock via KOMPAS.com

Suatu hari saya tengah kelaparan dan kehausan di suatu tempat di Surabaya untuk mencari makan. Saya pun mampir ke sebuah tempat makan dimana terdapat banyak stand di situ. 

Naasnya saat itu kondisi tempat itu ternyata mengharuskan pembayaran cashless only. Saya yang sudah jauh-jauh berjalan jauh pun terpaksa tidak jadi memesan, harus berjalan lebih jauh lagi untuk mencari makan mengingat saat itu kondisi rekening saya sangat menipis, ada limit penarikan uang dari bank, dan juga hanya tersisa uang terakhir di dompet. 

Maklum, sebagai orang yang tergolong pekerja berbasis proyek, pendapat yang tak tentu itu adalah sesuatu yang wajar. Namun dari sini saya belajar bahwa implementasi cashless dari aspek masyarakat tidak semudah membalik telapak tangan.

Meskipun sistem non-tunai menawarkan banyak manfaat seperti kenyamanan, keamanan, dan transparansi, hal ini dapat menimbulkan hambatan bagi mereka yang tidak memiliki akses terhadap metode pembayaran digital atau infrastruktur yang diperlukan. 

Kasus yang saya alami sendiri akhirnya menyiratkan tantangan pengecualian sistem bagi orang-orang yang tidak terjangkau sistem tersebut. Adalah beruntung jika ada orang baik yang mampu diajak bekerja sama mengatasi pembayaran tersebut, namun umumnya pada akhirnya menimbulkan keterpaksaan untuk mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut.

Setidaknya tiga hal yang terimplikasi dapat terjadi berkaca dari kasus saya tersebut, yakni aksesibilitas, kesenjangan digital, hingga adanya inklusi keuangan. 

Ilustrasi tentang digital payment. Sumber: paper.id

Secara aksesibilitas, tidak semua orang memiliki rekening bank atau smartphone, terutama di kelompok masyarakat yang tidak mempunyai rekening bank atau demografi dengan tingkat literasi teknologi yang rendah. Hal ini dapat membuat mereka terjebak dalam lingkungan tanpa uang tunai. 

Dalam hal kesenjangan digital, dapat memunculkan adanya ketimpangan akses terhadap atas keuangan digital yang dilandasi konektivitas internet, khususnya di daerah pedesaan, dimana hal tersebut dapat semakin membatasi kelayakan transaksi non-tunai. 

Di samping itu, kendala inklusi keuangan dimana kelompok tertentu, seperti kelompok lanjut usia atau masyarakat yang tidak mempunyai rekening bank, sangat mungkin menghadapi kesulitan beradaptasi dengan sistem pembayaran baru, yang berpotensi menyebabkan eksklusi sosial dan ekonomi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline