Saat ini tengah ramai berita-berita tentang kebijakan penutupan TikTok Shop oleh pemerintah. Beragam analisis, pendapat, sampai bentuk protes cukup banyak dilayangkan. Saya pribadi harus mengakui kalau saya bukan pengguna yang begitu mendalam terjun begitu fanatik di dalam dunia TikTok, namun saya cukup mengenal seluk beluk (bahkan pernah terlibat) bagaimana sistem e-commerce maupun perdagangan besar yang memanfaatkan koridor toko online. Di sini saya akan berusaha memberikan gambaran yang memperlihatkan kompleksitas masalah yang terjadi. Dari situ kita akan dapat meneliti bagaimana akhirnya satu persatu solusi yang dapat dikembangkan.
Perilaku Orang Indonesia Terhadap E-Commerce
Berdasarkan penelitian yang pernah ditampilkan di Republika dan juga CNBC Indonesia, rata-rata alasan orang Indonesia memilih untuk berbelanja online di E-Commerce dapat dirangkum terdiri dari faktor-faktor berikut :
1. Manfaat gratis ongkir, kupon diskon maupun promo lainnya
2. Sisi kehematan waktu dan tenaga
3. Harga yang lebih murah dari toko offline
4. Terdapat perbandingan harga dengan toko lain
5. Review dari pengguna lain
6. Konten-konten, fitur, maupun layanan eksklusif lainnya
Adalah bukan rahasia dimana salah satu poin yang cukup dikeluhkan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sendiri terutama berada pada nomor 3 dan 4. Bagi para produsen kecil lokal, ladang market dimana mereka langsung dihadapkan dengan produsen-produsen besar bahkan produk luar yang import masuk ke Indonesia dengan harga jauh lebih murah di bawah HPP (Harga Pokok Produksi) seakan menjadi sebuah bunuh diri.
Saya pribadi dapat mengamini hal tersebut, dimana saat era booming awal adanya Tiktok Live dan TikTok Shop saya sendiri tengah bekerja di sebuah perusahaan yang mengimpor barang-barang murah dari luar untuk masuk Indonesia. Saya melihat bagaimana mereka mengandalkan modal yang cukup besar untuk memutar dengan promosi iklan, endorser-endorser yang mereview barang-barang mereka, dan juga mereka berjalan dalam konsorsium yang terdiri dari beberapa badan usaha yang akhirnya dapat spawning banyak toko dalam banyak platform dengan gaya promosi masing-masing.