Sepertinya sedang musim kucing kawin. Setidaknya, hujan yang sering turun dan tak peduli entah siang atau malam hari membuat suasana adem-adem saja.
Banyak orang enggan keluar dari rumah. Memilih untuk bersibuk ria, termasuk bercengkraman dengan keluarga. Atau malah memilih untuk 'ngamar'.
Sepasang kucing, tampaknya sedang dilanda asmara. Nggak malam, nggak siang selalu ingin memadu kasih. Ritual yang lumayan berisik.
Dimana saja, jadilah. Di balik sofa majikan, atau di sudut gudang, bahkan di atas pagar pun bolehlah jika memang itu memungkinkan.
Ah, sepasang kucing yang lagi kasmaran dan suaranya begitu heboh. Mengundang orang untuk memperhatikan, atau bahkan mengusir mereka karena berisik.
Terdengar rayuan kucing jantan pagi menjelang siang dan sahutan dari kucing betina yang menolak ajakan pejantan yang cenderung memaksa.
Maklumlah, si doi lagi capek, sebab sudah memadu kasih bersama sang kekasih semalam suntuk hingga dini hari.
Pejantan: Grr...grr..., mau dong mengulangi percintaan kita semalam hingga dini hari tadi.
Betina: Grr..grr... nggak ah, lagi capek. Masa, baru saja berhenti dini hari tadi tapi minta jatah lagi.
Pejantan: Grr...grr..., dikit aja, sahut sang pejantan sambil memamerkan deretan kumis kucingnya yang bergetar.
Betina: Grr...grr..., Jangan lah kanda. Masa terang-terangan di siang bolong begini?
Pejantan: Grr...grr..., tolonglah dinda. Rasanya kepalaku lagi nyut-nyutan.
Betina: Grr...grr...., sekali kubilang nggak, ya enggaklah kanda. Lagi pula masa kita mau bercinta di atas tembok beginian.