Budidaya terong dalam skala agribisnis, berbeda dengan budidaya untuk tujuan konsumsi sendiri atau sekedar menjalankan hobi.
Hal utama yang perlu diperhatikan secara serius adalah perhitungan untung dan ruginya. Dengan biaya yang sedikit, bisa meraup keuntungan yang lumayan besar.
Perhitungan untung rugi sudah perlu dilakukan sebelum budidaya, merencanakannya dengan baik. Aspek budidaya dan aspek bisnis kudu terintergrasi dalam satu perencanaan terpadu, termasuk strategi meminimalisir kerugian yang kemungkinan terjadi.
Tapi jangan takut dahulu. Pemuda bernama Mas Ipul ini berani kok bertanam terong dalam skala agribisnis. Hasilnya, setiap 3 hari ia panen terong hingga ratusan kilogram.
Tak perlu membawanya ke pasar, tapi ada pembeli yang datang dan mengambilnya secara langsung di kebun. Saat ini, harga terong di kebun adalah Rp 4.000 per kg.
Mas Ipul adalah seorang pemuda asal Tebat Kangkung, Kampung Gunung Katun, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Sehari-hari, pekerjaan utamanya adalah bertani.
Selain menyadap karetnya, pemuda Ipul juga bertanam singkong, jagung dan tanaman palawija lain yang dilakukan dengan cara pergiliran.
Saat ini, Mas Ipul sedang menikmati hasil panen dan bertanam terong. Sementara itu, ia juga telah bertanam cabai dengan tujuan bisa panen di bulan puasa nanti, Februari 2025.
Kiat Sukses Budidaya Terong Skala Agribisnis
Sekalipun levelnya tingkat kampung, Mas Ipul lancar mengungkapkan kiat suksesnya dalam budidaya terong skala agribisnis.