Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Muntahkan Lahar Ganasnya, Lewotobi Laki-Laki Telan Korban

Diperbarui: 5 November 2024   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lewotobi Laki-laki, kembaran Lewotobi Perempuan di Flores Timur, Provinsi NTT  kembali memuntahkan lahar ganasnya pada pukul 23.57 Wita,  hari Minggu 3 November 2024. 

Letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki ini meluluhlantakkan kampung sekitar, bahkan belasan orang dikhabarkan telah meninggalkan dunia. Sementara korban diperkirakan akan semakin bertambah karena belum dipastikan.

Salah satu korban erupsi gunung berapi Lewotobi laki-laki adalah biarawati Sr. Nikolin Pajo, SSpS. Biarawati ini dikhabarkan meninggalkan dunia dan dievakuasi ke Kewapante, Kabupaten Sikka.

Selain seorang biarawati yang adalah pimpinan kongregasi SSpS, ada juga warga sekitar area erupsi gunung berapi Lewotobi yang menderita karena tak sempat menyelamatkan diri.

Dikhabarkan, sekitar 10 orang meninggal dunia dan ratusan orang menderita kerugian dalam bencana alam ini. Namun kemungkinan korban masih terus bertambah.

Sr. Nikolin Pajo, SSpS salah satu korbaneninggal dunia akibat erupsi Lewotobi Laki-laki (dok foto: FB/Asty)

Lewotobi adalah sepasang gunung berapi

Terdapat dua gunung kembar di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT. Konon, kedua gunung berapi ini adalah 'sepasang suami istri' sehingga dinamakan sebagai Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan.

Lewotobi Laki-laki, sering diselimuti oleh awan putih. Dari jauh, terlihat berdiri tegak dan lebih menonjol. Sementara Lewotobi Perempuan memiliki puncak yang lebih landai. 

Merujuk volcano.si.edu, Lewotobi Perempuan tercatat baru 2 kali meletus meskipun berada pada ketinggian 1.703 m dan diameter kawah kepundannya mencapai 700 meter.

Sedangkan Lewotobi Laki-laki tercatat lebih sering erupsi. Beberapa kejadian diantaranya di tahun 1932 terjadi letusan gas, lalu setahun kemudian (1933) terjadi lagi letusan abu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline