Tamkesi adalah salah satu bekas kerajaan kecil yang keaslian budayanya masih dipertahankan hingga kini. Kampung adat ini berlokasi di Desa Tautpah, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.
Hingga kini, keaslian bangunan-bangunan rumah dan tradisinya masih dipertahankan dengan baik.
Sejarah, asal-usul Kerajaan Biboki ini dituturkan secara lisan dari orang tua kepada anak-anak. Meskipun demikian, beberapa peneliti semakin tertarik untuk menggali rahasia Neno Biboki yang masih eksis hingga kini.
Komplek Sonaf Tamkesi yang Menarik
Hal menarik dari kampung adat Tamkesi adalah bangunan-bangunannya beserta simbolnya. Juga bahasa dawan tingkat tinggi, dan tradisi rapat, posisi tempat duduk dan siapa yang memimpin rapat.
Kompleks sonaf Tamkesi memiliki dua buah pintu gerbang. Gerbang timur atau neonna saena (matahari naik) dinamakan Pae Sainaunu.
Sedangkan pintu barat atau neonna moufna (matahari terbenam), dinamakan gerbang pintu yakni pintu gerbang matahari naik , dinamakan Bel Sikone.
Di dalam komplek ini, terdapat 4 sumber mata air. Dua sumber mata air dianggap paling suci, yaitu Haunini dan Kuluan. Ada pula batu keramat Tapenpah, Tamkesi, Oepuah, Pau Mes, Petu van Ben, van Keu dan Nuuf (gunung) Son Mahole.
Kompleks kampung adat Tamkesi dibangun dimulai dari bawah bukit menuju ke atas seperti bangunan berundak. Bangunan bertingkat atau berundak ini memiliki tujuh tingkatan.
Berikut adalah nama 7 bangunan dimulai dari tingkat bawah.
- Satu, Tangga lopo Ksalna. Bangunan ini merupakan tempat Tasanut Kap Naijuf.
- Dua, Sonaf Muni Naijufkole.
- Tiga, Sonaf Nai Ha, Mone Ha. Rumah 4 unsur pemerintah pemerintah eksekutif.
- Empat, Sonaf Ana Leu, Neno Biboki-Funan Biboki In maen'na.
- Lima, Sonaf Uskenat, yaitu suku Uskenat yang menjadi juru bicara raja.
- Enam, Lopo Tainlasi-Lopo Taitoni. Bangunan ini merupakan tempat berkumpul dan berbicara dan bermusyawarah.
- Tujuh, Pupna atau bangunan puncak, yang masih memiliki 7 bangunan.