Banyak tanaman menyimpan makanan di umbi atau akarnya.
Sebenarnya ini untuk cadangan makanannya sendiri. Namun manusia dan hewan sering memanfaatkan umbinya sebagai makanan.
Kelompok umbi-umbian merupakan tanaman yang sudah lama dimanfaatkan umbinya untuk bahan pangan manusia atau pakan ternak.
Sebut saja kentang, keladi, ubi jalar, singkong, dan beberapa jenis tanaman lainnya. Termasuk pula tanaman rempah atau bumbu semisal bawang, jahe, kencur, kunyit, lengkuas.
Kelompok tanaman umbi-umbian dan rimpang ini ada yang sengaja ditanam, dan ada yang tumbuh sendiri di alam. Asal ada media yang cocok dan bebas gangguan, maka tumbuhan ini berhasil hidup hingga beberapa siklus.
Di daratan Pulau Timor, khususnya Timor Barat (NTT-Indonesia), kita bisa menemui berbagai jenis umbian selain ubi jalar dan singkong.
Dalam bahasa daerah Atoni Timor/atoni pah meto (dawan), antara lain laku seu, laku poat, lakumlian, dan laku fui. Nah laku fui ini kalau disebut dalam bahasa Indonesia, artinya ubi hutan seperti yang ada di dalam video pendek ini.
Laku fui alias ubi hutan
Ubi hutan tumbuh secara alami di hutan atau bekas-bekas lahan pertanian yang ditinggal pergi oleh petani setelah 1-2 tahun berkebun di situ.
Ubi hutan ini dapat dikonsumsi oleh manusia atau diberikan kepada ternak. Untuk pangan, harus diolah terlebih dahulu. Sementara untuk hewan, bisa dimasak atau langsung diberikan.
Ubi hutan ini memiliki banyak serat kasar yang tak bisa dikonsumsi terutama umbi pada bagian kepalanya. Sementara bagian bawah, lebih banyak isi dan rasanya lembut.
Ubi hutan ini bisa dibakar atau direbus setelah dikupas kulitnya. Umbi mentahnya berlendir banyak sehingga harus dicuci beberapa kali sebelum dimasak.