Publik tentunya masih ingat pertanyaan dari cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. Pertanyaan berupa singkatan yang ditujukan kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar pada debat kedua Kampanye Paslon Capres-Cawapres, 22 Desember 2023 lalu.
Bertempat di Jakarta Convention Center Senayan dan disiarkan secara langsung oleh beberapa TV, Gibran Rakabuming Raka mengajukan pertanyaan dengan membuat siangkatan SGIE, Es-Ge-I-E. Dan Cak Imin, demikian sapaan akrab cawapres nomor urut 1 ini menyatakan tak tahu apa itu SGIE dan minta dijelaskan kepanjangannya.
Padahal andaikan langsung disebut sebagai State of the Global Islamic Economy, pastinya akan dijawab dengan lancar oleh Cak Imin. Atau minimal, dijelaskan dengan bahasa Indonesia.
Berdasarkan evaluasi tersebut, ketua KPU Pusat Hasyim Asy'ari menghimbau agar capres atau cawapres tidak menggunakan istilah singkatan dan pernyataan sewaktu mengajukan pertanyaan untuk calon lain.
Pernyataan yang disampaikan ketua KPU Pusat per 7 Januari 2024 berkaitan dengan debat ketiga yang akan dilaksanakan malam ini (Minggu, 7 Januari 2024) di Istora Senayan, Jakarta.
Debat kali ini akan lebih dikhususkan untuk memperdalam visi, misi, dan program kerja terutama mengenai Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik, dan Politik Luar Negeri.
KPU juga telah memilih 11 pakar yang berkompeten sesuai dengan bidang masing-masing. Mereka dipilih dari Perguruna Tinggi dan Lembaga Kajian Strategis.
Pertanyaan singkatan memang sebaiknya dihindari, apalagi singkatan yang tidak populer dengan maksud untuk membuat calon yang menjawab menjadi bingung. Pertanyaan seperti itu, tidak esensial.
Sebaiknya pertanyaan dibuat clear, to the point, dan langsung pada intinya. Tak usah berputar ke sana-kemari dengan tujuan membuat lawan debat berputar seperti gasing.
Kampanye melalui debat, ditonton oleh seluruh masyarakat. Calon pemimpin hendaknya berbicara dengan baik, sportif dan tidak mudah emosi. Sebab, di dalam debat ini ada unsur edukasinya.