Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Sinyal Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Tips Penanganan KDRT

Diperbarui: 21 Desember 2023   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yuk! Atasi KDRT dengan langkah yang tepat (dok foto: halodoc.com)

KDRT adalah kekerasan dalam rumah tangga. Seringkali terjadi ketika seseorang di dalam hubungan atau ikatan keluarga melalui tindakan fisik, psikologis, seksual, atau ekonomi yang ditujukan untuk merugikan, mengontrol, atau memaksa orang lain.

Sinyal-Sinyal KDRT

Tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat bervariasi dari satu korban ke korban yang lain.  Seringkali sebelum terungkap korban biasanya mengalami perubahan, tidak seperti sebelumnya. Orang-orang yang peka, biasanya mampu menangkap sinyal perubahan ini. 

Beberapa tanda yang sering muncul pada korban KDRT adalah sebagai berikut:
1. Luka memar, lecet, atau luka lainnya pada tubuh.
2. Perubahan perilaku, seperti menjadi sangat tertutup atau tidak ingin berbicara.
3. Kehilangan minat pada aktivitas sosial atau hobi.
4. Menarik diri dari teman dan keluarga.
5. Kesulitan berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.
6. Terlihat sangat takut atau khawatir.
7. Sering muncul dengan lebam atau memar di area genital atau payudara (khususnya untuk korban perempuan).
8. Sering memiliki alasan atau penjelasan yang tidak masuk akal untuk cedera yang muncul pada tubuh.

Adapun sinyal atau tanda-tanda adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari seseorang terlihat dalam perilaku berikut namun jarang diketahui sebagai bagian dari KDRT. 

Kontrol Finansial

Salah satu tanda KDRT yang sering diabaikan adalah saat seorang pasangan mengendalikan semua keuangan dalam rumah tangga. Contohnya, mengunci akses pada rekening bank bersama atau membatasi pasangan lain untuk menggunakan uang tunai.

Isolasi Sosial

Pelaku KDRT mungkin mencoba mengisolasi korban dari keluarga dan teman-teman mereka.  Tujuannya adalah mengendalikan akses mereka terhadap dukungan sosial. 

Ini bisa dilakukan dengan meremehkan keluarga dan teman-teman korban atau bahkan melarang mereka untuk bertemu dengan orang-orang terdekat.

Manipulasi Emosi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline