Namanya Oemakana atau air bermakna. Secara luas, dapat diartikan sebagai kawasan yang memberi kehidupan. Ya, seperti Oasis di tengah padang sabana. Sebagian penduduk menamakannya Oe Leu atau air pemali.
Pasangan dari Oemakana adalah Faotmakana atau batu bermakna. Dari tempat inilah penduduk Pulau Timor (bagian barat) memastikan bahwa semua makhluk hidup dan alam abiotik dijaga kelestarian.
Oemakana dan Faotmakana adalah kearifan lokal penduduk setempat yang masih dipertahankan turun-temurun. Apabila Anda melakukan perjalanan di daratan Timor, menyusuri desa dan kampung, maka akan menemukan sesuatu yang berbeda.
Ada hutan di tengah padang sabana nan kering. Juga air yang mengalir tiada hentinya yang membatasi bukit dengan bukit.
Lalu siapa yang memelihara alam tersebut sehingga tetap terlihat hijau dan air tetap mengalir sekalipun sementara dilanda kemarau panjang atau lebih ekstrem, terkena efek El Nino seperti sekarang? Pasti ada orangnya.
Dan karena dijaga, maka tidak ada orang yang memasuki daerah terlarang tersebut. Apalagi dengan maksud untuk mengambil sumberdaya yang ada di sekitar.
Setiap suku atau fam memiliki Oemakana dan Faotmakana. Kedua benda dengan sebutan lain berupa Oeleu dan Faotleu ini menjadi sumber kekuatan penduduk Timor di kampung. Salah satunya, di kampung saya.
Orang tidak boleh berkebun di sekitar lokasi ini. Tidaklah mengherankan jika di sekitarnya tumvuj pohon-pohon besar yang tidak boleh ditebang, sekalipun oleh suku pemiliknya.
Oemakana sering juga menjadi hulu suatu sungai kecil. Di dalam Oemakana ini tidak boleh ada aktivitas seperti menangkap udang atau belut. Apalagi membalik batu untuk mencari sesuatu di situ.
Oeleu tidak boleh kering. Apalagi airnya telah dianggap sebagai sumber kekuatan suku tertentu.