Beberapa hari yang lalu, saya terlibat pembicaraan 'pinggiran' bersama 3 sahabat asal daerah lain dari Nusantara ini.
Perbincangan kami bebas mengalir saja, masing-masing menghadapi secangkir kopi hitam dan beberapa camilan khas. Camilan ini dibawa oleh salah satu teman asal Bogor Jawa Barat.
Tanpa sengaja, kami pun berbincang soal makanan khas masing-masing daerah. Utamanya makanan olahan dari pangan pokok seperti beras, jagung, singkong atau sagu.
Setelah berpikir sejenak, saya pun berkata. "Kalau kami orang Timor itu beda". Kupancing perhatian mereka dengan sengaja memberi penekanan pada kata "beda" biar mereka tertarik.
Dan betul adanya. Hampir bersamaan, ketiganya bertanya apa gerangan makanan olahan orang Timor yang membedakan itu. Nampaknya mereka mulai tertarik untuk mendengar cerita makanan orang Timor.
Kesempatan untukku. Setelah berpikir sejenak, kembali aku bercerita. "Kalian tau nggak, biji jagung tua yang sudah kering, yang biasa kalian berikan pada burung, ayam, bebek, bahkan sapi dan kuda itu kami olah menjadi makanan enak?"
Banyak lho. Sebab dahulu kala, nenek moyang kami memang lebih banyak makan jagung ketimbang nasi. Agar tidak bosan dengan satu atau dua cara saja, maka para ibu orang Timor pun melakukan sejumlah kreasi.
Inilah deretan makanan olahan orang Timor yang diwariskan oleh leluhur kepada anak-anaknya. Meskipun beberapa sudah jarang ditemukan, sekalipun di desa atau kampung-kampung nan jauh di pelosok Timor.