Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Nahe, Tikar Daun Gebang Timor yang Semakin Langka

Diperbarui: 14 Juli 2023   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak duduk di atas tikar (dokpri)

Kerajinan anyaman tikar atau nahe dalam bahasa dawan Timor masih dilakoni oleh para ibu di kampung-kampung. Namun akhir-akhir ini sudah semakin sedikit para ibu yang menganyam tikar. 

Di Timor, khususnya kampung Biboki, kabupaten TTU kita masih menjunpai tikar anyaman tangan. Hasil kreasi ibu-ibu dari daun  noe tune alias pohon gebang. 

Bagian yang dimanfaatkan adalah daun yang berasal dari pucuk noe tune. Daun yang sudah tua terlalu kaku sehingga sulit dianyam. 

Duduk di tikar alias nahe di depan rumah adat (dokpri)

Proses Penyiapan Bahan 

Pucuk daun gebang yang telah diambil, dibuka lalu dijemur di bawah sinar matahari hingga kering.  Satu tikar membutuhkam 6 sampai 8 pucuk gebang kering.

Daun yang sudah kering akan dikerjakan lebih lanjut. Mengeluarkan lidi yang melekat dan menjalin lembaran-lembaran daun. 

Daun kering ini akan dibagi-bagi menjadi bentuk yang lebih kecil. Agar potongannya sama (walaupun ada sedikit beda ukuran), biasa menggunakan semacam mall dari lidi dan pisau. 

Kepala tikar dsri noe tune (dokpr

Setelah cukup banyak, proses menganyam pun dimulai. Bagian tikar yang dibentuk terlebih dahulu adalah bagian kepala. 

Ukuran tikar tergantung pada si pembuat. Paling banyak, tikar  sedang yang bisa digulung dan dipindahkan dengan mudah ke tempat yang memerlukan tikar digelar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline