Kerajinan anyaman tikar atau nahe dalam bahasa dawan Timor masih dilakoni oleh para ibu di kampung-kampung. Namun akhir-akhir ini sudah semakin sedikit para ibu yang menganyam tikar.
Di Timor, khususnya kampung Biboki, kabupaten TTU kita masih menjunpai tikar anyaman tangan. Hasil kreasi ibu-ibu dari daun noe tune alias pohon gebang.
Bagian yang dimanfaatkan adalah daun yang berasal dari pucuk noe tune. Daun yang sudah tua terlalu kaku sehingga sulit dianyam.
Proses Penyiapan Bahan
Pucuk daun gebang yang telah diambil, dibuka lalu dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Satu tikar membutuhkam 6 sampai 8 pucuk gebang kering.
Daun yang sudah kering akan dikerjakan lebih lanjut. Mengeluarkan lidi yang melekat dan menjalin lembaran-lembaran daun.
Daun kering ini akan dibagi-bagi menjadi bentuk yang lebih kecil. Agar potongannya sama (walaupun ada sedikit beda ukuran), biasa menggunakan semacam mall dari lidi dan pisau.
Setelah cukup banyak, proses menganyam pun dimulai. Bagian tikar yang dibentuk terlebih dahulu adalah bagian kepala.
Ukuran tikar tergantung pada si pembuat. Paling banyak, tikar sedang yang bisa digulung dan dipindahkan dengan mudah ke tempat yang memerlukan tikar digelar.