Sebagian besar pesisir laut di Nusa Tenggara Timur berpotensi untuk budidaya rumput laut. Di sekitar Kupang saja, ada beberapa tempat produksi rumput laut. Sebutlah di pantai-pantai Pulau Semau yang berada di ujung barat Pulau Timor. Atau pantai Tablolong dan Oesina, Kupang Barat yang terkenal dengan rumput laut Sakolnya.
Sakol adalah jenis rumput laut hijau. Dikenal dengan nama latin Euchema striatum. Seaweed jenis Sakol ini paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat di pesisir NTT.
Agar rumput laut dapat berproduksi dengan optimum, maka diperlukan beberapa syarat. Beberapa syarat dan kondisi seperti dilansir dalam website kkp.go.id. Lokasi budidaya rumput laut hendaknya mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
Daerah budidaya rumput laut juga membutuhkan lokasi yang bebas dari banjir dan salinitas tidak berfluktuasi. Rumput laut juga memerlukan tempat yang bukan daerah lalu lintas kapal, penangkapan ikan, dan bebas dari limbah.
Selain syarat lingkungan untuk budidaya, beberapa hal penting juga perlu diperhatikan. Tempat penanganan bibit harus tertutup dan terlindungi.
Pemasangan tali-temali di areal usaha juga perlu memperhatikan fungsi konservasi di sekitar agar tidak merusak lingkungan. Tempat penanganan panen dan pasca panen juga harus tidak terkontaminasi dengan benda atau zat asing yang merugikan.
Budidaya Rumput Laut Sakol di Oesina
Menurut sepasang suami isteri-To'o Nale dan Ti'i Erna- usaha budidaya rumput laut telah dilakoni di Pantai Oesina sejak tahun 1999.