Bagi yang pernah melakukan perjalanan darat di Pulau Timor pasti pernah melihat penduduk berjualan alpukat di pinggir jalan. Para petani biasanya menjajakan alpukat di pinggir jalan Trans Timor. Terutama di jalan yang masuk wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Soe sendiri, adalah nama ibu kota Kabupaten TTS. Beberapa nama buah berkualitas tinggi asal Timor, disematkan pula pada nama kota ini. Ada apel Soe, jeruk keprok Soe dan alpukat Soe.
Kota ini berada di dataran tinggi. Kondisinya sejuk sepanjang hari dan seringkali berkabut. Tidaklah mengherankan jika buah dan sayuran yang berasal dari daerah dingin bisa tumbuh optimum di sini.
Alpukat mentega Soe sudah banyak dibahas oleh para pencari alpukat. Termasuk para pengamat dan peminat aneka jenis alpukat. Kelebihan alpukat Soe, adalah legit dan enak. Rasanya yang enak ini, seringkali dikomentari sebagai alpukat terenak di Nusantara. Bahkan mengalahkan alpukat asal Australia.
Sekalipun memiliki kualitas yang sangat tinggi, alpukat Soe dijual begitu murah ketika tiba musim panen. Penduduk menjualnya di pinggir jalan dengan harga Rp50.000 per ember. Jika dihitung, per ember berisi 6-8 buah. Padahal di tempat lain, buah alpukat cukup mahal.
Alpukat Soe memiliki ciri khas yang boleh dicoba. Warna daging buahnya terlihat kuning dan bersih. Ketika buah alpukatnya telah tua, maka bijinya terlepas dari daging buah sehingga akan terdengar bunyinya manakala buahnya digoyang.
Buah Enak Menjadi Makanan Ternak
Distribusi merupakan kendala utama yang dihadapi petani alpukat di Soe, TTS. Paling tinggi, hanya dikirim ke Kota Kupang dan sekitarnya. Atau duduk menunggu kendaraan lewat, lalu ada niat para pelintas jalan untuk turun dan membeli alpukat-alpukat itu.
Seringkali, panen berlimpah ini tidak dijual seluruhnya. Buah alpukat yang tidak dapat didistribusi ke tempat lain akan membusuk. Pilihan akhirnya, diberikan pada ternak.