Kebutuhan hidup meningkat menjelang bulan suci Ramadan itu sudah biasa. Tentu saja, kebutuhan utama dan paling penting adalah menyiapkan hati dan pikiran.
Setiap orang berkomitmen untuk melaksanakan ibadah puasa secara paripurna selama satu bulan penuh. Lalu bersyukur dan bersukacita merayakan Idul Fitri.
Selain beribadah, kebutuhan lain pun perlu dipersiapkan. Mulai dari keperluan akan pangan, sandang, hingga fasilitas pendukung lainnya seperti sarana transportasi dan komunikasi. Intinya, ada makna yang berbeda di saat bulan suci Ramadan.
Salah satu kebutuhan hidup yang meningkat selama bulan Ramadan adalah terkait dengan pangan. Tak hanya sumber makanan pokok, tetapi termasuk lauk-pauk, sayur-mayur aneka keperluan bahan lainnya.
Untuk penduduk desa, sumber pangan ini dapat diperoleh melalui dua cara yaitu produksi sendiri dan membeli. Tergantung pada kemampuan setiap orang selain input-input pertanian semisal lahan, air, dan peralatan.
Produksi sendiri, sekalipun lebih sedikit itu menyenangkan. Panen sayuran dam buah segar di kebun, ikan, ayam, bebek bisalah membantu kita untuk berhemat dan asupan gizi tetap terjaga.
Selalu Ada Sayur di Pekarangan
Menjadi petani memang mengasyikkan. Kita bisa mengatur jadwal tanaman sesuai keinginan dan kebutuhan. Kapan mulai menanam dan kapan akan memanen hasilnya.
Kelompok wanita tani di Bukit Jambi, Kampung Gunung Katun kini sudah mampu menghadirkan aneka sayuran di pekarangan sepanjang tahun.