Setiap tahun, kita mengalami persoalan yang sama. Harga kebutuhan pokok selalu naik menjelang akhir tahun dan menjelang bulan Ramadan.
Alasan klasik selalu menyertai kenaikan harga barang tersebut. Pasokan tersendat dan akibat permainan mafia penimbun. Barang pun menjadi langka. Karena sulit diperoleh, maka harganya pun naik tak terkontrol.
Lantas, bagaimana dengan peran Bulog dalam mengontrol kelancaran distribusi dan mafia penimbun? Apakah hanya cukup melakukan operasi pasar di beberapa titik lalu dianggap telah melakukan tugasnya dengan baik?
Menurut Pasal 2 Kepres no 29 Tahun 2000, tugas utama Bulog adalah melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen logistik. Tugas ini dilaksanakan melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras. Juga usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk mendukung tugas dan fungsinya, Bulog memiliki fasilitas berupa 1 kantor pusat dan 26 kantor wilayah. Bulog juga mempunyai 101 kantor cabang, 31 kantor cabang pembantu dan 476 komplek gudang (baca bulog.co.id).
Sayangnya, Bulog yang mendapatkan banyak fasilitas ini sering kali terlambat mengantisipasi persoalan pangan di dalam negeri. Estimasi stok barang selalu meleset. Fungsi kepengawasan sebagaimana diamanatkan dalam Kepres no 29 Tahun 2000 ([pasal 3 huruf f) tak berjalan dengan semestinya.
Bulog Optimis Stok Beras Aman Tetapi Harga Naik di Pasar
Seperti biasa, Bulog tetap optimis bahwasanya stok beras akan aman menjelang Ramadan hingga Lebaran nanti. Demikian disampaikan oleh sekretaris Bulog, Awaludin Iqbal kepada media per 28 Februari 2023 lalu.
Sikap optimistis ini juga ditujukan kepada ketersediaan daging sapi dan daging kerbau. Meskipun perijinan untuk impor daging dimaksud masih dalam proses.
Sementara itu, harga pangan mulai naik. Saat ini, masyarakat mulai mengeluh tentang harga beras yang terus menaik. Jangan sampai harganya sudah terlalu tinggi, baru Bulog turun tangan melakukan kegiatannya, Operasi Pasar melalui penjualan beras murah seperti yang dilakukan selama ini. Itu pun hanya di titik-titik tertentu.