Daun Putri Malu itu segera menguncup ketika disentuh. Daun-daunnya merapat satu sama lain. Tertunduk malu. Beberapa saat dibiarkan, dan daunnya terlihat kembali mengembang. Para ahli menamakan fenomena ini sebagai gerakan Nyctinastic.
Selain sentuhan, rangsangan cahaya pun berpengaruh. Saat malam, daun-daun mengucup karena tak ada rangsangan dari sinar matahari.
Kemarin, saat membersihkan halaman samping rumah yang tak seberapa luas, saya menemukan 3 pohon tumbuhan Putri Malu.
Mereka tumbuh dan merambat di sekitar dengan sngat subur. Duri-durinya terlihat tajam sekali. Siap melukai makhluk lain yang ingin mendekat. Bahkan satu pohon sudah berbunga. Warnanya merah menuju ungu.
"Ah, kau salah alamat tumbuh di sini," gumamku sambil mendekat. Lalu perilaku semasa kecil pun muncul begitu saja. Kusentuh daun pada salah satu tangkainya. Dan mereka pun serempak tertunduk malu. Seperti ada yang memberi komando agar mereka tunduk.
Tumbuhan Semak yang Menjengkelkan
Putri Malu atau dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai Mimosa pudica adalah tumbuhan semak. Mereka tumbuh dimana saja. Di padang, ponggir sungai, atau hutan. Bahkan bijinya yang terbawa angin atau hewan, bisa saja tumbuh di halaman rumah.
Bagian penting Putri Malu adalah akar, batang, daun, bunga dan buah yang mengandung biji.
Sebenarnya, si putri ini mudah dicabut. Apalagi saat masih kecil dan batang berdurinya belum berfungsi. Namun saat sudah besar dan merambat, maka sulit didekati.