Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Buah Simalakama, Dimakan Ibu Mati Tak Dimakan Ayah Mati

Diperbarui: 14 Desember 2022   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buah Simalakama alias Mahkota Dewa (dok foto: halodoc.com)

Hampir semua orang mengenal pepatah berikut, 'Bagai buah simalakama, dimakan ibu mati tak dimakan ayah mati'. Suatu pilihan sulit dan tidak mengenakkan. Keputusan yang serba salah, mumet untuk dipilih salah satunya.

Entahlah, siapa yang menciptakan pepatah ini dan sejak kapan mulai digunakan untuk melukiskan pilihan yang sulit tersebut. Dan mengapa buah simalakama yang dijadikan sebagai perumpamaan untuk kondisi dimaksud. Dahulu, buah Simalakama ini tumbuh di Pulau Sumatera sehingga digunakan sebagai perumpamaan dalam bahasa Melayu.

Buah Simalakama tersebar di seluruh wilayah Nusantara kita. Di dalam dunia tumbuh-tumbuhan, buah Simalakama dikenal dengan nama ilmiah Phaleria macrocarpa. Kita mengenalnya sebagai buah Mahkota Dewa. 

Mahkota Dewa merupakan tanaman asli Indonesia asal Papua. Karenanya Phaleria macrocarpa juga memiliki sinonim Phaleria papuanadi samping beberapa nama lainnya.

Sekilas Ciri Fisik Pohon Simalakama

Pohon Simalakama, sering ditanam orang di pekarangan atau di tepi jalan. Selain sebagai peneduh, sering dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu. Memiliki akar tunggang yang tumbuh menghujam ke bawah.

Tanaman Mahkota Dewa tidak terlalu tinggi, sekira 3 meter. Batangnya berkayu dan sistem percabangannya simpodial dengan arah pertumbuhannya serong ke atas. Simpodial merupakan tipe pertumbuhan batang yang didominasi oleh kuncup samping. Sedangankan pertumbuhan kuncup ujung lebih lambat.

Tanaman lengkap Buah Mahkota Dewa (dok foto: popmama.com)

Apabila kita amati maka Simalakama memiliki daun tunggal yang tumbuh saling berhadapan satu sama lain. Setiap helai daun berbentuk lonjong dan meruncing pada bagian ujung daunnya. Permukaan daun Mahkota Dewa terlihat licin dan tidak berbulu.

Mahkota dewa memiliki bunga majemuk, tersebar di batang atau ketiak daun. Biasanya tersusun sekitar 2-4 bunga, namun tak memiliki kelopak bunga. Warna bunganya putih menarik sehingga dapat difungsikan juga sebagai tanaman hias.

Buah tanaman ini berbentuk bulat. Berwarna hijau saat masih muda, tetapi berubah menjadi merah ketika sudah matang. Daging buah matangnya berwarna putih dan mengandung serat. Di dalam buah Mahkota Dewa ini terdapat biji yang mengandung racun. Jadi perlu berhati-hati terhadap biji Simalakama ini.

Simalakama: Antara Obat dan Racun

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline